Secangkir kopi hitam dan singkong rebus
Tersaji di pinggir dipan reot pelepas dahaga malam.
Masih ada cerita yang belum sekesai.
Masih harus kurangkai, sepatahsepatah
Tuan..
Rindu ini mengulitiku
Meradang rasaku
Hasratmu pun menyeruak dikeheningan
Tanpa basabasi
Mencoba keluar dari gelapnya rasa
Terdengar gerimis berpacu ritme nafas
Dimana kutelungkupkan lagi tubuh ringkih telanjang rasa ini?
Apakah dengan senandung wahyu kalaseba ?Â
Atau ning nong ning gung?
Sepertnya tembang lir ilir lebih menenangkan
Tuan....
Teriakan perih melengking tajam membelah langit
Dengarkan dengan seksama
Sebab malaikat maut tak pernah pamit mendatangi
Tanpa sakit tanpa kopi tanpa sepiring singkong rebus
Pun tanpa tembang durma ataupun asmaradhana.Â
Semburat jingga tak nampak sore ini
Jamuan langit, gerimis dengan samaran api neraka.Â
Bekasi, 25 Januari 2020
Gendis Pambayun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H