Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sadarilah, Jatuh cinta yang Salah Bukanlah Takdir tetapi Kesalahan

21 Januari 2020   09:02 Diperbarui: 21 Januari 2020   09:06 1984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika kita main hati dengan seseorang yang sudah menikah, upaya yang harus dilakukan menjadi seribu kali lebih sulit dan kompleks. Menjadi orang ketiga dalama hubungan seseorang tak pernah mudah dan tak akan mudah. Akan banyak mengalami ilusi akan romantisnya hubungan yang dijalin.  

Tak tersadarilah  bahwa:

"Apa pun yang dikhayalkan, jika jatuh cinta dengan orang yang sudah menikah kita hanya akan jadi nomer dua. Kita menjadi cadangan kalau yang pertama tidak berhasil. Jika kita tidak bermasalah dengan itu, tak mengapa, tetapi jangan membohongi diri sendiri,"

Mereka yang memilih mencintai pasangan orang lain, beranggapan bahwa Tuhan menakdirkan jalan hidupnya memang begitu,  menerima apa yang sedang menjadi kisahnya. Namun, jika kita mau menelaah lebih dalam dan jujur pad hati kita, itu BUKAN TAKDIR TETAPI KESALAHAN.

Mengapa saya mengatakan bukan takdir? Sebuah hubungan dimulai dan dipertemukan oleh Tuhan, namun penentu pilihan adalah diri kita sendiri. Pengendali jiwa dan pikiran kita adalah diri sendiri.

Memang akan ada perbelaan, jatuh cinta itu tidak bisa dikendalikan, tidak bisa diprediksi. Saya, akan mengatakan itu hanyalah sebuah alasan belaka. Sebab pilihan ada didalam diri kita.

Mengapa banyak laki-laki melakukan perselingkuhan, mereka hanya butuh fantasi sex dan ada banyak alasan namun, poin utama mereka pria yang sudah menikah berselingkuh,  kebanyakan menginginkan seks, memenuhi gairah, dan romantisme, tanpa komitmen. 

Perselingkuhan menakutkan, sekaligus menggairahkan. Bila pernikahannya kandas,  mungkin mengira ia akan segera lari ke pelukan kita, tapi faktanya tidaklah selalu demikian.

Setelah berstatus lajang lagi, akan banyak pertimbangan bila berjalan dengan pasangan selingkuhannya.  Ada kemungkinan ia tak akan menganggap orang kedua tersebut tidaklah semenarik sebelumnya. Bisa jadi ia pun tidak ingin segera berkomitmen karena trauma dengan hubungan sebelumnya yang berakhir buruk.

Jadi, jangan pernah kita berharap banyak jika telah mengalami jatuh cinta pada pasangan orang lain.

Lebih menyedihkannya, jika menjadi orang ketiga berarti kita tidak dapat selalu mengandalkan dia saat menghadapi kesulitan atau sakit. Ketika sedih dan butuh teman pun tidak bisa seenaknya menelepon dan memintanya datang.

Meskipun telah merasa hubungan yang terjalin sangat membahagiakan, seksnya memuaskan, tapi pada dasarnya pria yang selingkuh adalah orang yang tidak bahagia. 

Efek dari ketidakbahagiaan yang berada di bawah sadarnya itu berpengaruh pada hubungannya dengan anda.
Pahamilah, bahwa ketidakbahagiannya itu berasal dari dirinya dan kita tak bisa menyembuhkan atau mengendalikannya.

Setiap orang pasti punya masalah, tetapi pria yang sudah menikah dan berselingkuh dari istrinya sudah jelas punya masalah serius. Jika kita menjalin hubungan dengannya, kita ikut terlibat dalam masalahnya.

Tak peduli seberapa bahagia pasangan kita  yang sudah berkeluarha tersebut, saat sedang bersama kita, dalam hatinya pasti akan ada rasa bersalah pada istri dan keluarganya.

Perasaan bersalah bisa menyebabkan mood swing dan keputusan impulsif. Hari ini ia bisa saja menginginkan kita begitu besar, tapi esoknya ia dihantui rasa bersalah dan bersikap dingin.

Rasa bersalah itu juga akan mengejar kita, karena kita menyadari buruknya menjalin hubungan dengan pria yang sudah terikat pernikahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun