Mohon tunggu...
Gendis Pambayun
Gendis Pambayun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan peramai dunia dan pengedukasi kesehatan jiwa

Seorang penyuka makanan pedas, penyuka seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[ROSE RTC] Airmata Langit

15 September 2016   14:29 Diperbarui: 15 September 2016   15:41 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadirmu kala damai hati sedang menggembara. Kau sapa dipertengahan siang, dibulan september, kala secabik duka menggores hati. Tersentuh dinadiku saat diri terhempas diantara jurang nestapa. Hadirmu membuat luka tak lagi menganga. Bagaikan jatuhnya airmata langit yang memberi kesejukan diteriknya sang raja siang.

September di setengah siang yang menyengat, diguyur aimata langit menyapu jejak-jejak kaki durjana. Dalam aroma kasturi kau hadir, mengharu hatiku. Sesungging senyummu hadir menutup luka, jiwaku ternaungi ketulusanmu, hatiku tersandar pada beningnya kasihmu. Kuurai nafasku dalam gigil rintiknya sebagai isyarat lekatnya hatimu padaku

Kekasih...                                                                                 saat kemarau mengusik tiang-tiang pemangsa waktu, hadirmu membawa kesejukan. Wangi bunga yang kausebar dalam rasaku tertata rapi, tak sedikitpun usang. Kemarau ini telah usai, satu persatu pucuk daun mulai menghijau menjadi helai dedaunan. Laraku mulai mengering dan hilang.

Aku memujamu, merindu, menanti semai cintaku bersemi. Dan kini aku tak hanya memujamu. Kudambakan kau jamah dalam segala rasaku. Sejuk menyurat pada detikan waktu. Rasa dan hasrat ku peruntuhkan padamu. Ada bahagia, ada debar bergetar saat kau mendayukan kemesraan, dalam iringan irama sendu rintik di bulan september ini.

Di pinggir jendela kamar kutatap jauh menuju kancah perjalanan hati dalam jemari-jemari cinta. Senyumku tersungging, kuhirup wewangi aroma tanah yang melayang menyentuh jiwaku. Kuurai doa dalam khusuk, untuk jiwamu, rasamu, kunanti hatimu saat berpagut pada istana cinta yang bertahta ketulusan.

luka itu kini merapat, terbawa arus airmata langit september, hingga  membawaku pada kekuatan nafas cinta.

 

 

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Romansa September RTC

wonosobo

14092016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun