Mohon tunggu...
Paman Tigis
Paman Tigis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fungsi Warangan pada Keris

12 Desember 2016   09:06 Diperbarui: 12 Desember 2016   09:30 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses mewarangi keris yang paling baik dilakukan pada pagi menjelang siang hari. Sehingga ada proses penyinaran matahari yang bisa memaksimalkan hasil dari proses pewarangan. Setelah bilah keris benar-benar kering langkah selanjutnya bilah keris biasanya diolesi dengan minyak pusaka. Untuk minyak pusaka ada beberapa jenis, biasanya penulis menggunakan minyak parafin yang dicampur dengan bibit minyak wangi. Bibit minyak wangi sangat banyak jenisnya, itu semua tergantung pada selera pemilik keris.

Dengan melalui proses pewarangan, maka bentuk atau motif pamor akan terlihat. Bahan pamor keris ada 3 jenis yaitu :

  1. Batu Meteor, mempunyai ciri khas warnanya putih bercahaya dengan rabaan yang tajam.
  2. Besi Nikel, mempunyai ciri khas warnanya tidak bercahaya putih melainkan pudar kekuning-kuningan.
  3. Besi Penawang, yaitu besi lunak yang berwarna putih, memiliki kesan perabaan yang halus dan berwana putih pudar.
  4. Walaupun bahan pamor itu berbeda-beda jenisnya namun ada satu kesamaan yaitu bahwa ketiga bahan itu tidak bisa berkarat dan memiliki tingkat warna yang berbeda dengan bahan besi atau baja sebagai bahan pembuatan keris. Dan bahan pamor terbaik ialah bahan yang berasal dari batu meteor, karena mengandung unsur titanium yang sangat tinggi.

Selain bahan pamor yang bermacam-macam, warangan juga ada beberapa jenis yaitu :

  1. Warangan alami, berasal dari Cina. Warangan ini diduga yang paling baik, memiliki warna jingga kemerah-merahan, dan ada semacam alur-alur garis tipis dan lembut berwarna merah seperti urat pada kristalnya. Jika digunakan sebagi bahan warangan maka akan menghasilkan tingkat kekontrasan yang sangat tinggi antara bahan pamor dengan bahan besi pada bilah keris sehingga menghasilkan kesan yang cemerlang pada pamor keris.
  2. Waragan atal, berasal dari Thailand. Warangan ini memiliki mutu yang kurang baik, warnanya kuning kotor, dengan beberapa bagian mendekati warna kuning delima atau coklat muda. Jika digunakan sebagai bahan warangan akan menghasilkan tingkat kekontrasan yang rendah antara bahan pamor dengan bahan besi pada bilah keris, sehingga bahan pamor terkesan kurang cemerlang.

Walaupun umumnya proses pewarangan untuk mengawetkan bilah keris agar tahan lama dan tidak berkarat, proses pewarangan juga untuk membedakan bahan bilah keris yaitu warna bahan pamor dan warna besi bilah keris. Sehingga dengan proses pewarangan motif pamor akan terlihat jelas. Namun pada jenis keris kelengan hal ini tidak berlaku, karena keris kelengan ialah jenis keris yang tidak memiliki motif pamor. Sehingga untuk jenis keris kelengan, proses pewarangan semata-mata untuk mengawetkan bilah keris.

Sang Mori
Sang Mori
Bahan bacaan :
  1. Petunjuk Praktis Merawat Keris (Ki Dwijosaputro, 1977)
  2. Koesni (Pakem Pengetahuan Tentang Keris, 1979)
  3. Bambang Harsrinuksmo (Ensiklopedia Keris, 2011)
  4. KRHT Hudoyo Doyodipuro, Occ (Keris Daya Magic – Manfaat – Tuah – Misteri, 2012)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun