2. Api (agni), unsur panas yang digunakan untuk menempa bahan pokok tosan aji,
3. Air (tirta), unsur yang digunakan saat penyepuhan, dan
4. Angin (bayar), yang digunakan sebagai pembantu dan pelengkap pembuatan tosan aji.
Pada tanggal 25 November 2005 dalam sidangnya di Paris, UNESCO (United Nation for Educational Scientific and Cultural Organisation), mengakui dan menetapkan bahwa keris Indonesia merupakan salah satu warisan budaya manusia yang harus dilestarikan, bahkan tergolong sebagai suatu mahakarya yang adiluhung, pernyataan tersebut tertuang dalam Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau mahakarya warisan kemanusiaan yang berwujud tak benda. Hal ini bisa dijadikan sebagai modal dasar bahwa dari segi bisnis, tosan aji merupakan suatu investasi berharga yang sangat menguntungkan. Pada akhir diskusi, disimpulkan perlu perhatian yang serius dan kerjasama dengan berbagai elemen baik itu dari swadaya masyarakat, pihak swasta maupun pemerintah agar tosan aji tetap lestari dan mencapai puncak kejayaannya kembali.Â
Tambahan :
Berbeda dengan dunia seni rupa umumnya, misalnya pelukis atau pematung. Empu (pencipta keris) selama ini sering berada di balik layar dan keberadaannya kurang begitu populer dibanding dengan tosan aji ciptaannya. Pada seni tradisi umumnya pencipta karya seni menempatkan diri sebagai bagian dari sebuah kosmologi atau bagian dari rantai (sistem) kehidupan di masyarakat.
Perlu juga kiranya materi tentang tosan aji dikenalkan pada pendidikan tingkat dasar dan diajarkan pada tingkat-tingkat selanjutnya, agar pengetahuan dan tradisi tentang tosan aji ini tetap lestari dan bisa dikaji secara ilmiah. Hal ini semata-mata demi menjaga jati diri bangsa dan melestarikan budaya bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI