Mohon tunggu...
Paman HM
Paman HM Mohon Tunggu... Guru - Stock trader

Seorang pejalan waktu yang adaptif, humoris dan komunikatif.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manis yang Tertinggal

5 Februari 2024   12:05 Diperbarui: 5 Februari 2024   12:39 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Manis yang Tertinggal

Riuh suara tanpa pengeras
Hadir dalam ketidakbiasan
Tertawa dalam bebas
Seolah selalu enggan

Lari kencang kaki terikat
Memberi dengan tangan terkunci
Penuh semangat
Namun jelas tak pasti

Entah berapa saudaramu
Satu
Dua
Tiga
Seperti judul lagu

Nyanyian masa dulu
Berapapun jumlahnya
Yang pasti semua tahu
Sayang semuanya

Manis yang tertinggal
Hanyalah kenangan semata
Manis yang tertinggal
Bukanlah janji saja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun