Mohon tunggu...
Palwa Ibnu Sosa
Palwa Ibnu Sosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan International, Universitar Sriwijaya

Mahasiswa Hubungan International 19 yang tertarik tentang masalah keamanan national & international serta perdagangan International.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Adanya Nuklir Meningkatkan Ancaman atau Menciptakan Perdamaian? Analis Menggunakan Teropong Perspektif Neorealis

2 Desember 2021   09:10 Diperbarui: 2 Desember 2021   09:16 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bahkan Security dilemma dalam nuklir ini melahirkan kondisi yang sangat berbahaya yang mendorong negara memonopoli nuklir.  Negara yang memiliki kecurigaan dan rasa takut pada negara lain dapat memasang nuklir secara sembunyi, sebagai pegangan jika suatu negara yang dicurigai ketika menyerang. Negara aggressor bisa langsung dapat mengendali pertempuran, bahkan selain itu memasang nuklir secara tersembunyi dapat menjadi menjadikan rasa takut untuk negara lain, sehingga hal ini dapat didefinisikan monopoli dari rasa takut atau security dilemma.

Seperti kita ketahui bahwa nuklir sangat fatal dampaknya baik dari korban manusia dan materi seperti kasus bom atom yang meledakan kota Hiroshima dan Nagasaki yang mengakibatkan tewas sekitar 100.000 dan 180.000 dari 350.000 populasi(Febriyanti, 2018). Maka dibentuknya perjanjian nuklir untuk mencegah dari penggunaan nuklir. Nuclear Non-proliferation yang disahkan oleh 62 negara  pada 1 Juli 1968.  Namun jalanya nuklir tidak sebaik dan selancar tersebut pada kenyataanya, Karena menurut Thomas dalam tulisanya. Bahwa rasa takut dan was-was negara besar dapat membuat semua perjanjian nuklir dapat dilanggar dan khianati tanpa sepengatahuan negara lainya atau institu national.

Hal ini sangat relevan dari teori neorealis sederhana sebelumnya, Bahwa rasa takut dan tidak aman karena system international bersifat anarkis serta actor international bersifat rasional. Maka negara perlu meningkatkan power dan melakukan apapun demi melindungi negara atau kepentingan nationalnya. Maka dari itu, sangat wajar jika ada, masih ada negara-negara dengan berlabelkan negara supower power melakukan tindakan-tindakan pelanggaran perjanjian international terkait nuklir. Dengan maksud menjaga kekuasaanya, melindungi negaranya dan bahkan memonopoli kekuasaan. Karena secara logikanya jika negara dengan kekuatan setara saja, masih butuh pertimbangan untuk saling menganggu.  Tentunya sangat butuh pertimbangan yang sangat besar jika ingin mengganggu negara dengan power yang jauh lebih besar.

Case yang pernah terjadi di salah satu tindakan yang cukup relevan terkait nuklir ialah  pada 27 Januari 2017, tindakan Donald Trump Selaku Presiden Amerika Serikat. Ia coba Melanggar perjanjian nuklir dengan menginisiasi Nuclear Posture Riview. Trump menekankan akan memperkuat dan meningkatkan teknologi nuklirnya dengan tujuan melindungi Negaranya, Mitra dan Sekutu Ameria Serikat. Padahal jika kita lihat sebelumnya di tahun 2010 saat Presiden Obama menjabat. Menegaskan  bahwa Amerika sangat mendukung sepenuhnya terkait perjanjian Non Proliferasi Nuklir, karena Nuklir dirasa tidak perlu digunakan. (Zandee, 2018)

Nuklir Meningkatkan Ancaman atau Menciptakan Perdamaian ?

Tindakan AS menjelaskan bahwa system international berdiri atas ketidakpastian keamanan dan actor hubungan bersifat rasional. Berasal dari dunia bersifat anarki, muncul security dilemma dan lahirnya peningkatan power dilanjut penyeimbangan power. Namun kembali lagi di pertanyaan awal, apakah Nuklir ini dapat menghindari perang dan menciptakan kondisi damai tanpa perang

?             

Berdasarkan analisis Penulis, Bahwa lahirnya bom nuklir sebagai alat pemusnah masal dapat menjaga keseimbangan perdamaian. Selama hal ini sejalan dengan teori realis terkait balance of power dan power balancing. Karena mengingat bahwa dampak nuklir yang luar biasa, dapat menghancurkan segalanya. Tentunya jika negara aggressor menyerang atau menggunakan nuklir, ditidak mendapatkan keuntungan seperti halnya konsep berperang sebelumnya. Karena perang sebelum adanya nuklir, tidak menghancurkan semuanya dari musuh. Sehingga masih ada yang dapat direnggut, sedangkan Nuklir membuat semuanya hancur bertubi-tubi. Tetapi hal yang paling kongkrit mengapa Nuklir dapat menghindari perang, jika masing-masing dapat menyeimbangkan kekuatan nuklirnya atau ada pihak lain yang sama-sama memiliki nuklir. Maka tidak ada yang dapat berani menyerangnya, karena ada kemungkinan balasan yang datang.

Disisi lain jika ada negara yang belum dapat meningkatkan atau menyeimbangkan kekuatanya. Negara tersebut dituntut untuk berteman atau beralinasi menjalin hubungan dengan negara kuat. Agar dapat mengurangi kerentanan dari serangan negara aggressor (negara pemilik nuklir). Namun jika konsep neorealis ini relevan, mengapa bom atom pernah dijatuhkan di kota Nagasi dan Hiroshima ? Analisis sederhana yang dapat menjelaskan kasus ini, bahwa jepang pada saat ini memiliki militer yang kuat, namun belum didukung dengan teknologi nuklir. Selain itu negara aliansi jepang pada saat itu juga belum memiliki nuklir dan memiliki konflik sendiri yang memburuk, yaitu negera jerman dan Italy. Sehingga bom atom dapat di luncurkan ke negara Jepang, melihat kondisi power antara AS dan Jepang tidak seimbang. Maka posisi nuklir serta neorealis sangat relevan melihat ini, bahwa nuklir dapat menciptakan kondisi yang security dilemma masing-masing negara. Timbul Balance of power yang saling menyeimbangkan kekuatan dan takut untuk saling menyerang satu sama lain menggunakan nuklir, mengingat dapat menimbulkan serangan balasan. Maka kondisi takut untuk saling serang ini secara tidak langsung melahirkan kondisi Tanpa Perang.

Namun Kondisi ini tidak benar-benar dapat dikategorikan perdamaian, namun hanya kondisi perdamaian sementara karena negara masih memiliki nuklir dan di isi ketagangan satu sama lain.

Bibliography

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun