Mohon tunggu...
Palupi Diah Utami
Palupi Diah Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri 2019, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro Semarang

TIM KKN Tematik I Universitas Diponegoro Tahun 2022

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengabdian Dosen Vokasi Undip guna Meningkatkan Kualitas Produk Unggulan Kabupaten Pemalang

31 Oktober 2023   15:15 Diperbarui: 31 Oktober 2023   15:31 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumen Pribadi) Kegiatan Pelatihan dan Sosialisasi

Senin (22/07/23) Pemalang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki beberapa Desa, salah satunya adalah Desa Kelareyan. Desa Kelareyan secara topografi merupakan daerah dataran rendah yang merupakan lalu lintas ekonomi kabupaten Pemalang, sehingga sangat cocok sekali untuk usaha pertanian dan perdagangan. Komoditas perdagangan Kelurahan Beji adalah komoditas sehari-hari masyarakat seperti makanan, minuman, pakaian, obat-obatan, dan lain sebagainya

 Industri jahe instan berpotensi di Desa Kelareyan Pemalang, diantaranya adalah Kelompok Usaha Tani (KUT) Mandiri kelareyan, KUT ini diketuai Eko Siswoyo yang membina sekitar 50 kelompok. Mayoritas penduduk Desa Kelareyan adalah petani. Tingkat pendidikan sebagian besar masyarakat Kelayeran adalah SD, SMP, dan SMA. Hal ini yang mendorong masyarakat sekitar untuk dapat mengembangkan pertanian bahkan berwirausaha agar dapat menunjang perekonomian masyarakat sekitar. Pengrajin jahe instan di desa Kelareyan telah merintis produksi jahe instan sejak tahun 2004. 

Hasil pengolahan tiap batch dapat diperoleh sekitar 3 kg sari jahe. Beberapa alat produksi yang dimiliki oleh masing-masing kelompok pengrajin jahe instan diantaranya: 4 set pemarut jahe, 3 buah panci, 1 buah saringan, 2 buah wajan, dan 2 tungku kayu bakar. Masing-masing kelompok usaha juga memperkerjakan warga, sekitar 3 karyawan dengan upah Rp 7.500,00/orang setiap harinya dengan jam kerja tidak kontinyu. Nantinya, jahe instan hasil produksi usaha ini dijual seharga Rp 8.500/kg - Rp 12.500/kg tergantung pada kualitasnya.

Permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok Usaha Tani (KUT) Mandiri ini adalah pemarutan untuk penghalusan jahe dengan alat yang masih manual sederhana yang menyebabkan ukuran jahe halus tidak seragam sehingga kurang optimal dalam kualitas dan kuantitas produksi jahe instan, serta permasalahan lainnya yaitu alat pencetak expired date yang masih sederhana (stampel) sehingga masih dapat cepat hilang pada kemasannya. 

Oleh karena itu, berfokus pada inovasi pelatihan penggunaan alat mesin pemarut jahe dan mesin expired date otomatis. Selain itu program yang dibuat dengan tujuan agar Kelompok Usaha Tani (KUT) Mandiri Kelareyan ini dapat lebih optimal dalam melakukan produksi minuman jahe instan.

Tim pengabdian yang beranggotakan Dosen (Bapak Fahmi Arifan, S.T., M.Eng, Bapak Ir. Edy Supriyo, M.T, dan Bapak Ir. RTD Wisnu Broto, M.T) dan Mahasiswa D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri Universitas Diponegoro melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat. Setelah melakukan survey dan wawancara dengan mitra Kelompok Usaha Tani Mandiri Klareyan dengan Bapak Eko Siswoyo ditemukan permasalahan yaitu masih kurangnya teknologi dalam pemarut jahe. 

Kelompok Usaha tersebut masih menggunakan pemarut jahe manual sehingga produk bahan jahe yang digunakan masih belum seragam dan belum optimal memproduksi dalam jumlah banyak sehingga mempengaruhi hasil produksi serta pendapatan. Selain alat pemarut jahe juga ditemukan permasalahan alat pencetak expired date pada kemasan masih konvensional sehingga cepat hilang dan belum optimal.

Setelah ditemukan permasalahan tersebut, dilakukan studi literatur untuk mencari teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahan Kelompok Usaha Tani tersebut. Solusi yang dilakukan oleh tim pengabdian yaitu dengan menciptakan mesin pemarut jahe otomatis dan mesin expired date. Tim melakukan sosialisasi mengenai cara kerja alat dengan Bapak Eko. Sosialisasi pelatihan mengenai cara kerja, keunggulan, dan cara perawatan alat pemarut jahe otomatis, Selain itu juga dilakukan sosialisasi pelatihan menggunakan alat expired date yang ditempelkan pada bungkus kemasan jahe instan.

Dalam   skala   industri   rumah   tangga, proses pemarutan    jahe    dapat    dilakukan    dengan    cara penggilingan menggunakan mesin penggiling rempah.   Penggunaan   mesin   dapat   meningkatkan kapasitas  produksi  industri  menjadi  lebih  besar  jika dibandingkan  dengan  menggunakan  tenaga  manusia. Hasil yang didapatkan juga lebih baik dari segi kualitas dan kuantitas. 

Mesin pemarut jahe dapat meningkatkan hasil parutan jahe halus lebih seragam dan lebih halus sehingga luas permukaan jahe lebih besar dan senyawa herbal pada jahe lebih efektif untuk keluar sebagai khasiat kesehatan. Penerapan Teknologi Tepat Guna yang merupakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan industri tingkat UMKM dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun