Mohon tunggu...
Palupi Budi
Palupi Budi Mohon Tunggu... -

Calon guru bahasa Jawa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan Kali Ini

9 Januari 2012   12:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:07 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayang. . .
Lihatlah, sore ini langit kembali menderaikan hujan. . .
Rasakan. . .
tiupan angin yang mengalunkan tembang alam. . .
Masih tak terjemahkan. .

Dengarlah. . .

Tawa bocah-bocah yang bercanda di dalamnya. . .
Merenda cerita kanak-kanak mereka. . .

Sayang. . .
Apakah untuk saat ini masih kau percayai dongeng masa kecil kita?
Masihkah bisa kau senandungkan nyanyi tentangnya. . . ?
Tentang hujan. . .
Tentang kita. . .

Sayang. . .
Bagimu hujan ini tak lebih dari rutinitas alam yang biasa. . .
Kadang kau maki dengan sukarela. . .
Tapi bagiku, hujan ini istimewa. . .

Kenapa?
Karena melalui hujan itu, aku bisa seutuhnya memilikimu. . .



*uphyluphyos*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun