Mohon tunggu...
triyandi palupi
triyandi palupi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Susah Membuat Anak Belajar, Motivasi Sebagai Solusi

30 Juni 2021   19:05 Diperbarui: 30 Juni 2021   19:22 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest.com

Langkah selanjutnya, adalah menjelaskan dalam kelompok belajar tersebut bahwa semua harus memiliki target belajar yang sama. Kalian para orang tua juga bisa bekerja sama dengan orang tua teman anak, atau mungki guru pengajar anak-anak kalian. Sehingga mudahnya, saat sudah tercipta kelompok belajar, buatlah sebuah agenda.

Misalnya pada hari Jumat dijadwalkan ketika waktu sore, menyempatkan diri untuk bertemu di rumah salah satu anak atau mungkin tempat berkumpul yang aman, namun bisa juga dilakukan secara virtual, lalu seseorang,menyiapkan kuisioner/kuis untuk semua yang berkaitan dengan target mingguan. Setelah kuis mereka dapat diberikan hadiah kecil dan seperti makanan kesukaan, mainan, boneka hingga piala hadiah untuk menyelesaikan target mingguan mereka. Dalam hal itu, selain mereka memiliki dorongan semangat untuk menyelesaikan target mereka dari orang tua, mereka juga memiliki teman-teman terbaik di zona target yang sama  untuk mendorong anak-anak satu sama lain belajar secara teratur. Dan mungkin perkembangan mereka menjadi lebih baik dalam ujian karena proses belajar yang tertatur ini, hal ini jga baik disebabkan akan secara efektif mengurangi stres anak-anak dalam menghadapi ujian.

Waktu bermain :

Selain menarget juga membuat kelompok belajat, kita tidak dapat pungkiri bahwa anak-anak sangat membutuhka waktunya untuk bermain. Para orang tua mungkin bisa memberikan beberapa jam bermain atau olahraga yang dibuat menyenangkan secara gratis, namun tetap harus dijadwalkan setiap hari, dan terlepas dari pekerjaan rumah para orang tuan atau adanya  kelas tambahan anka-anak, dan waktu yang dipergunakan untuk benar-benar belajar. Karena pada faktanya bagaimanapun, akademisi bukanlah segalanya di dunia. Memiliki anak yang tenang dan seimbang akan memastikan kesehatan dan kebahagiaannya untuk masa depan.

Beberapa strategi yang telah saya sampaikan diatas memang terlihat mudah diterapkan dan memberikan keuntungan positif , baik dari sisi anak-anak maupun orang tua. Namun tetap saja akan ada yang namanya kekurangan. Nah, dalam hal ini perhatikan baik-baik kemungkinan adanya kekurangan dalam strategi ini.

Hati-hati :

Kekurangan yang pertama apabila kelompok belajar yang terlalu besar mungkin bukanlah ide yang bagus. Ini akan seperti sekolah dan kelas, yang pastinya menghilangkan unsur kesenangan. Kedua para orang tua jangan pernah membandingkan anak-anak. Perlu diingat anda ingin membuat belajar menyenangkan dan tidak membuat anak andaatau orang lain terlihat kecil. Ingatlah bahwa anda melakukan ini untuk membuat belajar menjadi menyenangkan dan menghilangkan tekanan dan tekanan dari sistem pendidikan saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun