Mohon tunggu...
Paltiwest
Paltiwest Mohon Tunggu... Freelancer - Influencer

Menyebarkan opini dan berita demi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Makan Malam Jokowi dan Prabowo, Dukungan Jokowi, Mampukah Satu Putaran?!

6 Januari 2024   07:40 Diperbarui: 6 Januari 2024   07:51 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Pasangan Calon Prabowo Gibran, menang satu putaran adalah sebuah keharusan. Kegagalan menang satu putaran akan membuat peluang untuk menang semakin kecil dan dukungan koalisi terancam berkurang. 

Tidak sampai 1.5 bulan waktu untuk mencapai target tersebut. Cawe-cawe Jokowi untuk memenangkan anaknya pun semakin terang benderang. Kode nomor 2 pada saat pertemuan dengan petani se Jawa Tengah adalah salah satunya.

Ternyata usaha tersebut masih kurang meyakinkan untuk mengatrol suara Prabowo Gibran yang mentok di angka 40an%, dari hasil survei yang mereka pesan ke beberapa lembaga survei yang kredibel. Semua sepakat akan ada putaran kedua.

Akhirnya Jokowi pun menunjukkan dukungan dengan gamblang tanpa malu-malu lagi mendukung Prabowo. Makan malam bersama Prabowo adalah pesan kuat kepada capres lainnya bahwa dirinya sudah tidak netral lagi. Makan malam tersebut berlangsung di Rumah Makan Seribu Rasa Menteng, Jumat (5/1/2024).

Sebelumnya demi menepis tudingan tidak netral, Jokowi mengajak makan siang juga Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo bersama Prabowo Subianto. Semalam Jokowi sedang menunjukkan siapa capres yang didukungnya walaupun sebenarnya publik sudah mengetahuinya. Lalu akankah mampu mengatrol suara Prabowo Gibran untuk satu putaran?! 

Menarik untuk kita nantikan, karena biasanya akan diadakan survei kembali untuk menunjukkan apakah strategi tersebut memberikan efek atau tidak. Tentu saja akan beda yang untuk internal dan yang akan disebar ke publik.

Namun satu yang pasti telah terjadi di penghujung era Jokowi, bahwa netralitas seorang presiden sebagai bentuk kenegarawanan sudah hilang. Jokowi ternyata tidak lebih baik dari Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun