Demokrasi yang sehat dan produktif adalah demokrasi yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak bangsa. Baik yang berasal dari kalangan elit maupun dari kalangan sulit. Demokrasi itulah yang sampai saat ini masih terjaga di Indonesia.Â
Siapa yang menyangka seorang anak yang dulu tinggal di bantaran sungai dan kena gusur kini menjadi presiden. Ya dialah Pak Jokowi. Keberhasilan Pak Jokowi membangkitkan harapan anak-anak bangsa lainnya.Â
Satu anak bangsa yang akhirnya bisa punya mimpi menjadi calon pemimpin bangsa saat ini, salah satunya adalah Mahfud MD. Seorang yang sangat sederhana dan hidupnya taat menjalankan Allah. Masa kecil beliau sering sekali dilewati dengan tidur di surau, saat subuh  dibangunkan: "Yuk salat. Setelah  itu, mandi dan pergi ke sekolah."Â
Kehidupan surau di Pulau Jawa, kurang lebih sama seperti di Tanah Minang, Sumatera Barat yang digambarkan sastrawan A.A. Navis dalam cerpen berjudul "Robohnya Surau Kami."Â
Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 3, Mahfud MD menghabiskan masa kecilnya di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Pada kontestasi Pilpres 2024, Mahfud berpasangan dengan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo, gubernur Jawa Tengah dua periode.
Mahfud  resmi diumumkan sebagai  Cawapres, pada 18 Oktober 2023 oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro. Hadir  istri, anak-anak, dan  cucunya.Â
Latar belakang kehidupan Mahfud langsung menjadi  perhatian masyarakat.  Mahfud MD yang menikah dengan Zaizatun Nihajati, pada tahun 1982,  dikaruniai tiga orang anak, yaitu seorang  perempuan dan dua laki-laki.
Mahfud lahir dari keluarga sederhana, pasangan Mahmodin dan Siti Khadijah. Ayahnya bekerja sebagai  pegawai di Kantor Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang,  Provinsi Jawa Timur.Â
Semasa kecil,  orang tua Mahfud  memutuskan untuk  pindah ke Waru, Pamekasan, Jawa Timur. Tak heran, sejak kecil Mahfud terbiasa menimba ilmu di  tempat yang berbeda. Pagi ia bersekolah di SD Negeri, sore harinya di Madrasah Ibtida'iyyah, dan pada malam sampai pagi hari, ia belajar agama di surau.
"Penuh kegiatan tapi asyik, karena berkumpul dengan anak-anak sekampung. Di situlah saya terbiasa dengan tradisi keagamaan," kata Mahfud menjawab pertanyaan Alvin Adam  dalam rubrik "Alvin & Friends,"  yang disiarkan di Kanal Youtube, Tri Jaya FM, beberapa waktu lalu.
Diceritakan Mahfud, saat memasuki Kelas 5 SD, ia dikirim ke Pondok Pesantren (Ponpes) Somber Lagah di Desa Tegangser Laok  untuk mendalami ilmu agama. Ponpes Somber Lagah  adalah sebuah lembaga pendidikan Islam Salaf, Pesantren Salafi, atau Pesantren  yang khusus mengkaji kitab-kitab kuning.Â
Ponpes yang diasuh Kiai Haji Mardhiyyah, sekarang  telah berganti nama menjadi  Pondok Pesantren al-Mardhiyyah, menggunakan nama Sang Pendiri,  Kiai Haji Mardhiyyah, yang wafat pada pertengahan 1980-an.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD adalah pasangan calon presiden dan wakil presiden yang sangat memahami penderitaan rakyat. Bukan hanya mereka berasal dari rahimnya rakyat, melainkan juga karena mereka terus bergaul dengan rakyat. Meskipun punya jabatan elit, selalu peduli dengan permasalahan rakyat kecil.Â
Tidak heran dibandingkan pasangan calon lainnya, pasangan Ganjar Mahfud paling sering ketemu dan menyapa rakyat. Karena dari sanalah mereka berasal dan kesana juga mereka akan mengabdikan diri melayani masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H