Bukan hanya cnbcindonesia.com saja yang sangat tendensius memframing situasi Meikarta buruk dan tidak ada kehidupan. Media besar seperti kompas.com pun ikut melakukan framing. Tidak seperti cnbcindonesia.com yang melakukannya dengan judul berita tendensius, kompas com menampilkan foto berita lama saat Meikarta masih dalam pembangunan.
Kompas.com seperti cnbcindonesia.com menjadi media yang paling rutin dan intense dalam memberitakan soal Meikarta. Kompas.com rutin memberitakan soal aksi demontrasi yang dilakukan oleh sejumlah konsumen Apartemen Meikarta di depan gedung DPR beberapa waktu lalu dengan tampilan Meikarta yang belum ada pembangunan yang selesai.
Terkait aksi demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah konsumen Apartemen Meikarta tersebut, dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Jakarta, Kamis (8/12/2022) malam, pihak Meikarta sudah menjelaskan bahwa sudah ada kesepakatan perdamaian yang disahkan (homologasi). Kesepakatan dimana Meikarta akan menyerahkan unit secara bertahap sampai 2027.
Corperate Secretary PT Lippo Cikarang, Veronika Sitepu, mengatakan sejak Maret 2021 sudah ada 1800 unit yang diserahkan kepada pembeli. Perkembangan pembangunannya ada 28 tower sudah pada tahap penyelesaian dan 8 tower topping off.
Di era digital saat ini dimana ruang komunikasi dan informasi tidak lagi dibatasi ruang dan waktu, media dituntut untuk tetap menjaga profesionalitasnya dengan menyajikan informasi yang faktual sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Jika ada framing dan tendensi lain dalam produk jurnalistik, maka siap-siap akan terkuak oleh publik.
Saya sering melihat media saat ini sudah terjebak dengan tren "yang penting Viral" tanpa peduli dengan fakta yang seharusnya ditampilkan dengan utuh. Padahal media terikat dengan kode etik jurnalistik yang mengharuskan mereka independen, profesional, dan tidak menggiring opini.
Meikarta bermasalah kita semua juga sudah tahu, tetapi bagaimana Meikarta mencari solusi dan adanya perkembangan yang baik perlu untuk juga disampaikan ke publik. Memberikan framing "kota hantu" atau "kota mati" bukan hanya memberikan kesan negatif kepada Meikarta tetapi juga bisa berdampak buruk bagi mereka yang mencari penghidupan disana.
Semoga media kita tetap menjadi pemberi informasi yang Independen, akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Bukan bergantung kepada tren "yang penting Viral" apalagi pesanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H