Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Rodgers Dipecat, Akankah Mourinho Bernasib Sama?

5 Oktober 2015   10:24 Diperbarui: 5 Oktober 2015   10:24 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dipecatnya Brendan Rodgers oleh Liverpool bukanlah sesuatu hal yang mengejutkan. Namun, merupakan sebuah hal yang wajar jika melihat prestasi Rodgers pada awal musin ini. Prestasi yang buruk bukan hanya di Premier League namun juga di Carling Cup dan Europa League. Prestasi yang saya maksudkan disini bukan hanya berbicara posisi klasemen klub pada masing-masing kompetisi melainkan permainan klub yang juga merupakan ukuran prestasi seorang Manajer.

Liverpool musim ini memang tidak menunjukkan permainan sesuai nama besarnya. Sejarah memenangkan Liga Inggris yang hanya kalah dari Manchester United membuat Liverpool seharusnya menjadi klub besar dan mampu bersaing memperebutkan juara Liga Inggris setiap musimnya. Namun, bukannya bersaing memperebutkan juara Liga Inggris atau setidaknya bermain di Liga Champion, Liverpool malah masuk dalam level klub medioker dengan meraih posisi ketujuh musim lalu dan kini di posisi kesembilan dengan 12 poin.

Kondisi ini membuat para fans Liverpool yang disebut, Liverpudlian, meradang. Mereka tidak menginginkan Liverpool hanya menjadi peserta dan penonton dalam Premier League. Mereka ingin Liverpool juara karena sudah menjadi sejarah klub tersebut. Gerakan mengumpulkan dana membayar dana kompensasi pun sudah dilakukan para fans supaya Rodgers dipecat.

Kini, Rodgers harus menerima nasibnya dipecat oleh Liverpool. Meski memiliki prosentase kemenangan tertinggi kedua (51,6%) di Liverpool sejak era Premier League dan hanya kalah dari Rafael Benitez, Rogders adalah manajer pertama sejak 1950 yang gagal mempersembahkan titel juara setelah menjabat posisi manajer setelah tiga musim. (DetikSport.com)

Keputusan pemecatan Rodgers ini tak lama keluar setelah Liverpool bermain imbang 1-1 dengan Everton di laga Derby Merseyside, Minggu (4/10/2015) malam WIB tadi. Meski demikian, dalam pernyataan resminya disebut Liverpool memutus kontrak manajer asal Irlandia Utara tersebut.

"Kami semua ingin mengucapkan terima kasih kepada Brendan Rodgers atas kontribusi signfikan yang telah dia berikan untuk klub ini, dan kami mengucapkan rasa bangga kami atas kerja keras serta komitmennya," demikian pernyataan bersama para petinggi Fenway Sports Group (FSG) selaku owner Liverpool, John W Henry, Tom Werner, dan Mike Gordon. (DetikSport.com)

Era Liverpool Rodgers sudah berakhir. Kini akan lahir era yang baru. Para petinggi Liverpool dan pendukung punya mimpi yang sama untuk kembali melihat kebangkitan Liverpool sebagai klub besar di Premier League. Karena itu, pilihan untuk mendatangkan pelatih besar untuk menjadi manajer Liverpool berikutnya harus dilakukan. Nama eks pelatih Borussia Dortmund Juergen Klopp atau pelatih kawakan Italia Carlo Ancelotti adalah nama yang pernah memberikan gelar juara kepada klub yang mereka latih. Jangan lagi merekrut pelatih atau manajer yang tidak punya sejarah menjuarai liga seperti waktu merekrut Rodgers sebagai pelatih. Karena Rodgers adalah seorang pelatih dengan level paling nyaris memenangkan Premier League.

Beralih dari pemecatan Rodgers, kini sepakbola dunia menantikan sebuah keputusan penting yang akan diambil oleh Roman Abramovic terkait nasib Jose Mourinho. Nasib Mourinho kini menjadi berita hangat karena penampilan buruk Chelsea di Premier League. Hanya menempati posisi 16 papan klasemen setelah cuma bisa mendulang 8 poin hasil dari dua kemenangan dan dua kali, membuat posisi Jose Mourinho selaku manajer dalam tekanan besar.

Mourinho memang sedang mengalami lembaran terburuk dalam prestasinya sebagai pelatih atau manajer sebuah klub. Chelsea sudah kalah 4 kali di Premier League dan sudah tidak mungkin lagi menjadi juara Premier League. Situasi yang terlalu dini jika melihat prestasi Mourinho di musim-musim sebelumnya. Hal ini diakui sendiri oleh Mourinho.

"Pertama-tama, kalian tentu sudah mengenal saya. Saya tidak pernah lari dari tanggung jawab," ujar Mourinho kepada Sky Sports.

"Jika klub ingin memecat saya, mereka bisa melakukannya karena saya tidak akan lari. Sekarang, untuk menjadi juara benar-benar sulit karena jaraknya sudah terlalu jauh. Tapi, saya yakin, kami akan finis di empat besar." (DetikSport.com)

Mourinho masih dalam posisi tidak aman untuk dipecat. Namun peluang untuk dipecat pastilah sangat besar saat ini. Kekalahan yang dialami ketika menghadapi Southampton bisa menjadi penentunya. Jika dalam masa jeda kompetisi karena ada jadwal pertandingan Internasional antara negara-negara Mourinho tidak dipecat, maka pertandingan berikutnya akan menjadi penentuan. Mourinho hanya bisa selamat dari pemecatan jika mampu memenangkan 3 sampai 5 pertandingan berturur-turut jika tidak maka bersiaplah akan dipecat dan menjadi episode terburuk Mourinho dalam sejarah kepelatihannya.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun