Kasus OC Kaligis, mantan Ketua Mahkamah Partai Nasional Demokrat (Nasdem), benar-benar membuat Partai Nasdem menjadi sorotan media belakangan ini, kecuali media kepunyaan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh pastinya. Bahkan dalam sebuah sesi wawancara dengan pengacara Gatot ada kesan Metro TV memotong pembicaraan karena sudah menyangkut nama Surya Paloh. Media kepemilikan Surya Paloh kini menjadi corong untuk menjelaskan sikap dan pernyataan Surya Paloh dan Nasdem mengenai pertemuan tersebut.
Kasus OC Kaligis memang membuat partai ini sudah jauh dari suasana adem. Apalagi kalau bukan karena terseretnya nama Surya Paloh. Seorang Ketua Umum Partai terlibat kasus korupsi menjadi momok yang akan menjatuhkan kredibilitas partai di mata publik. PKS dan Partai Demokrat sudah merasakan dampaknya. Sebagian besar publik sudah memandang miring partai ini yang akhirnya mempengaruhi jumlah suara dalam pemilihan anggota legislatif secara nasional maupun di daerah-daerah.
Nasdem yang merupakan pemain baru dalam perpolitikan Indonesia memberikan nuansa baru dalam perpolitikan Indonesia. Politik tanpa mahar menjadi jualan partai ini. Tanpa politik bukanlah jalan yang nyaman untuk dilalui. Jika tidak hati-hati musuh diluar selimut dan dalam selimut akan menjatuhkan. Kasus OC Kaligis adalah salah satu contoh yang bisa menjatuhkan Nasdem.
Nama Surya Paloh disebut dalam persidangan oleh isteri mantan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho, Evy Susanti, ketika bersaksi dalam persidangan OC Kaligis. Menurut Evy, pertemuan islah di DPP Nasdem berujung pada terhentinya pemanggilan suaminya dalam kasus dana bantuan sosial di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. (Tempo.co)
Hal ini dibantah oleh Surya Paloh. Ia mengakui memang ada pertemuan untuk mendamaikan Gatot dengan wakilnya yang berasal dari Nasdem, Tengku Erry. Namun, kata Paloh, pertemuan itu sama sekali tak membicarakan permohonan bantuan perkara Gatot.Â
"Kalian harus dengar ini, lihat muka dan mata saya, kira-kira ada kebohongan atau tidak," kata Paloh berapi-api kepada wartawan usai merayakan ulang tahun pertama Fraksi Partai Nasdem di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2015. (Tempo.co)
Tidak ada yang salah memang dari pernyataan Surya Paloh. Bahkan menurut saya pribadi apa yang dikatakan Paloh adalah sebuah kebenaran. Tetapi apakah Paloh terlalu polos dalam berpolitik sehingga dia tidak tahu pertemuan itu bisa saja digunakan sebagai legitimasi sikap yang menghubungkan dengan sebuah perkara? Karena pertemuan tersebut dibuat disebabkan Kejaksaan mengusut korupsi Bansos. Pengusutan tersebut disinyalir karena hubungan Gatot dan wakilnya Teuku Erry saat itu sedang tak harmonis. Diketahui Jaksa Agung Prasetyo dan Erry sama-sama anggota Partai Nasdem.
Islah antara Gatot dan Erry tercapai dalam pertemuan tersebut. Evy mengatakan, usai islah, tak ada lagi panggilan dari Kejagung atas Gatot. Meski sudah islah, kasus di PTUN untuk membatalkan pemanggilan Kejagung masih bergulir. Evy sebenarnya sudah meminta agar kasus PTUN tak dilanjutkan. "Namun Pak OC tetap memaksakan PTUN," kata Evy masih dalam BAP. Kasus PTUN inilah yang kemudian membuat Kaligis, Gatot, dan Evy masuk jaring KPK. (Tempo.co)
Jika pernyataan Surya Paloh benar bahwa dalam pertemuan itu tidak transaksi kasus, maka hal yang sangat mungkin mengemuka dalam pertemuan itu Surya Paloh dijebak. Siapa yang menjebak? Siapa lagi kalau bukan konspirasi Gatot, Evy, dan OC Kaligis. Bahkan Erry dan Jaksa Agung Prasetyo bisa saja terlibat dalam konspirasi ini jika pernyataan Evy tentang fakta pertemuan itu terbukti. Tukar perkara tidak dilakukan Paloh melainkan para kader dan petinggi Partai Nasdem.
Sekali lagi jika memang benar Paloh tidak terlibat dalam kasus OC Kaligis, maka kasus ini haruslah jadi peringatan keras. Istilah dalam politik tidak ada kawan sejati harus dimaknai serius oleh Paloh. Bukan berarti tidak ada satu pun kawan sejati dalam berpolitik, melainkan waspada kepada siapapun bahkan kawan sejati yang menggunakan kedekatan bahkan pertemuan dengan Paloh sebagai sebuah legitimasi untuk berbuat hal-hal yang tidak benar. Bahkan foto bersama Paloh pun saat ini bisa dijadikan alat untuk melakukan penipuan seolah-olah dia orang dekat Paloh dan punya sebuah legitimasi memutuskan dan bertindak sesuatu.
Semoga kasus ini menemukan titik cerah. Nasdem dan Paloh bisa keluar dari ujian pertama sebagai partai politik penghuni gedung DPR dan baru saja merayakan 1 tahun fraksi Nasdem di DPR. Ujian yang jika berhasil dilewati akan menjadi pelajaran pentig ke depannya untuk berpegang teguh pada ideologi partai dan berhati-hari kepada para kader dan petinggi partai yang bisa menipu dan menjerat.