Kualitas seorang pemimpin salah satunya dinilai dari realisasi janji-janjinya. Semakin cepat dan tepat janji direalisasikan, maka semakin baguslah kualitas seorang pemimpin. Itulah mengapa Presiden SBY beberapa kali kena kritik oleh pengamat karena tidak mampu merealisasikan janjinya dengan cepat dan tepat. Bahkan pemerintahan pernah dicap sebagai pemerintahan "auto pilot".
Hal ini juga berlaku bagi Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin. Setelah hampir 2 tahun memimpin PSSI, ada baiknya kita melihat sudah sejauh manakah realisasi janji-janjinya. Adakah yang sudah terlihat perkembangannya ataukah belum ada yang terealisasi?
Untuk itu kita perlu sekali lagi mengingat, apakah janji-janji yang diucapkan oleh Djohar begitu dia terpilih menjadi Ketum PSSI. Djohar menyatakan lima janjinya untuk membenahi sepak bola nasional. Yang pertama dia berujar,
"Saya akan memperhatikan seluruh kebutuhan sepakbola indonesia,"
Dia pun berjanji akan mengundang industri untuk mendukung persepakbolaan nasional. Yang ketiga Djohar Arifin bertekad untuk memperbaiki fasilitas sepak bola. Sejumlah lapangan dan pusat pelatihan sepak bola akan digalakkan.
misi keempat, yakni pembinaan usia dini. Janji terakhir adalah membenahi kepelatihan dan sistem perwasitan. Menurutnya, perlu ada peningkatan kualitas sumber daya manusia pelatih dan wasit. Sebuah rencana ambisius dia utarakan.
"Jadi paling tidak, ada pelatih bertaraf internasional di setiap kecamatan. Minimal ada kegiatan internasional di setiap kecamatan. Sehingga anak-anak kita di mana saja berada, bahkan yang kampung, bisa dapatkan teknik sepakbola yang benar. Sehingga indonesia jadi kekuatan yg luar biasa," katanya (republika.co.id).
Nah, dari kelima janji tersebut mari kita lihat sudah sejauh manakah realisasinya.
Janji memperhatikan seluruh kebutuhan sepakbola Indonesia belum terealisasi dengan baik. Djohar jarang sekali terdengar melakukan kunjungan ke daerah dan memperhatikan kebutuhan daerah. Djohar hanya akan datang ke pengprov PSSI hanya untuk melantik pengurus baru, bukan khusus datang untuk memperhatikan kebutuhan daerah.
Janji kedua adalah mengundang industri mendukung sepakbola nasional. Janji ini hanya terealisasi dengan dukungan pengusaha Arifin Panigoro melalui konsorsium yang diterapkan di LPI. Namun, industri lain belum mampu ditarik Djohar untuk mendukung sepakbola nasional. Jangankan mendukung klub, PSSI pun kesulitan mencari industri yang mendukung keuangan mereka.
Janji ketiga adalah infrastruktur. Belum pernah terdengar berita bahwa PSSI berhasil mendorong klub membangun lapangan sendiri dan punya fasilitas memadai. PSSI pun sampai saat ini belum punya lapangan dan fasilitas sendiri. Sehingga harus terus menyewa dan akhirnya tidak mampu membayar sewa lapangan di senayan.
Janji keempat adalah pembinaan usia dini. Janji ini sepertinya akan jauh untuk bisa terealisasi. Pelatih Timo yang dipercayai sebagai direktur pembinaan usia muda telah mengundurkan diri. Timo beralasan bukan hanya karena dia belum digaji, tetapi juga karena PSSI tidak punya dana untuk melaksanakan program pembinaan usia muda yang telah direncanakannya.
Janji kelima adalah kualitas wasit dan pelatih. Sampai saat ini PSSI masih jarang atau bahkan belum pernah melakukan pelatihan untuk pelatih maupun wasit dalam skala internasional.
"Jadi paling tidak, ada pelatih bertaraf internasional di setiap kecamatan. Minimal ada kegiatan internasional di setiap kecamatan. Sehingga anak-anak kita di mana saja berada, bahkan yang kampung, bisa dapatkan teknik sepakbola yang benar. Sehingga indonesia jadi kekuatan yg luar biasa," katanya.
Pernyataan Djohar di atas hanyalah sebuah mimpi sampai saat ini. Semua tidak akan pernah terealisasi jika PSSI tidak punya sokongan dana yang kuat. Tiadanya industri yang mendukung sepakbola nasional selain Arifin Panigoro membuat PSSI mengalami kesulitan keuangan sampai saat ini. Mengandalkan pemerintah hanya akan membuat sepakbola kita kembali bergantung kepada APBN dan APBD.
Mungkinkah Djohar akan mampu menepati setiap janjinya?
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H