Samsidar telah meninggalkan timnas dan tidak akan ikut ke Piala AFF. Samsidar yang sebelumnya juga pernah pergi untuk bernegosiasi dengan Mitra Kukar, akhirnya memilih untuk menerima pinangan Mitra Kukar dengan resiko tidak masuk timnas.
"Mau tidak mau saya harus pergi dari timnas. Saya bingung sekali untuk memilih. Di satu sisi, saya ingin membela timnas. Tapi ada tawaran yang menarik dari Mitra Kukar," tutur pemain berusia 30 tahun itu.
Anehnya, setelah Samsidar kebingungan dan akhirnya meninggalkan training camp tim nasional, manajer Habil Marati akhirnya menyatakan akan mencarikan klub yang siap menampungnya.
Hal itu disampaikan Habil hari ini, Senin (12/11/2012), setelah kemarin Samsidar meninggalkan Jakarta karena dipanggil Mitra Kukar untuk segera menyelesaikan urusan kontrak mereka.
"Saya sudah bicara dengan Sihar Sitorus selaku pemilik Produta. Dia oke saja dan mau menampung Samsidar. Tapi tidak langsung kontrak. Semua ada prosesnya," jelas Habil.
Samsidar sebelumnya mengatakan, ia sangat ingin membela timnas. Namun, karena manajer dan PSSI tak kunjung memberi jaminan kepastian untuk kariernya, ia pun bersiap menerima pinangan Mitra Kukar, walaupun ia dilarang memperkuat timnas oleh klub ISL tersebut.
"Sudah sering saya bilang kepada PSSI dan Pak Habil. Tapi mereka hanya bicara saja, tidak ada action-nya. Tidak ada jaminan untuk saya dan semua pemain. Sementara saat ini, saya tidak memiliki klub dan saya harus bekerja juga ke depannya," tuturnya.
Habil kini berjanji akan menjamin seluruh pemain di timnas Indonesia terkait masa depannya. Ia mengaku akan mencarikan klub kepada masing-masing pemain.
"Saya sudah berbicara dengan PSSI. Mereka akan segera memberi jaminan. Saya minta pemain semua sabar," kata Habil.
+++++++++
Pilihan Samsidar meninggalkan timnas pasti akan dicibir oleh sebagian orang. Apalagi oleh mereka yang merasa diri paling berhak menilai nasionalismem seseorang. Samsidar pasti dikatakan tidak nasionalisme dan lebih mementingkan diri sendiri dan keluarganya.
Namun, saya coba memahami posisi Samsidar sebagai orang yang hidupnya dari bermain bola. Samsidar memang harus memilih masa depannya sebagai seorang profesinal. Pilihannya adalah apakah dia ikut timnas tapi belum pasti punya klub, atau menerima pinangan Mitra Kukar yang sudah pasti dengan nilai kontrak yang telah dinegosiasikan.
Pilihan yang sulit jika kita ada di posisi Samsidar, tetapi sangat mudah jika kita tidak merasakan pergumulan batin Samsidar. Apapun resikonya, Samsidar telah memilih hidup yang dijalaninya. Menerima pinangan Mitra Kukar dan menolak panggilan timnas.
Saya berharap kita semua bisa menerima pilihan yang diambil Samsidar dan berharap timnas bisa bermain maksimal dengan segala keterbatasannya. Semoga juga PSSI benar-benar menjamin masa depan para pemain timnas.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H