Sudah berapa hari ini Ucok menginap di Kantornya. Meski sudah punya rumah yang besar dan kamar yang nyaman, Ucok lebih memilih tidur di kantornya.
Suatu hari anak si Ucok, Dapot bertanya sama Mamanya.
"Bapak kok ga pernah pulang lagi, Ma? kemana aja?" Tanya Dapot.
"Entah tuh, aneh. Ditanya kenapa dia jawabnya lebih enak tidur di kantor." Jawab Mama Dapot.
"Kenapa Ma?" Tanya Dapot penasaran.
"Iya, katanya ada ruangan baru yang mahal di kantor." Jawab Mama Dapot.
"Wah, mahalnya berapaan Ma?" Tanya Dapot lagi.
"20 miliar katanya." Jawab Mama santai.
"Waaaahhh...." "Apa aja isinya Ma? Sampai 20 miliar. Pantasan si bapak betah ya." Seru Dapot senang.
"Ga tahu tuh apa saja isinya. Padahal uang segitu bisa membuat ratusan rumah gratis untuk mereka yang tidak mampu." Kata Mama Dapot menjelaskan.
"Wah, benar juga tuh Ma. Mengapa mereka tidak berpikir seperti itu?" Tanya Dapot serius.
"Karena mereka sudah lupa diri nak. Kekayaan dan kenyamanan membuat mereka larut dalam keserakahan dan kesombongan." Jawab Mama Dapot.
"Begitu ya Ma. Seandainya saja mama jadi mereka, pasti sudah sejahtera rakyat kita Ma. Dapat rumah gratis." Kata Dapot.
"Ah kamu bisa aja." Balas Mama Dapot.
Di tempat lain si Ucok terlelap di sebuah ruangan seharga 20 miliar. Dia mimpi indah tanpa sadar suara ngorok membahana di ruangan itu. Ruangan sejuk dan nyaman. Lebih cocok untuk tempat tidur dan beristirahat dibandingkan sebagai tempat rapat....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H