Tempointeraktif.com memberitakan bahwa Jumlah penduduk dunia sebentar lagi mencapai 7 miliar jiwa. Masyarakat diminta sadar bahwa angka itu ialah tanda bahaya bagi dunia. "Jumlah yang semakin banyak itu akan menimbulkan dampak juga pada pelaksanaan kehidupan berbangsa," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief dalam pembukaan Seminar dan Peluncuran Kampanye Dunia dengan 7 Milyar Penduduk di Istana Wakil Presiden, Rabu, 13 Juli 2011.
Menurutnya, dalam perhitungan yang dilakukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), penduduk dunia bakal menjadi 7 miliar orang pada Oktober 2011. Indonesia berada di urutan keempat negara berpopulasi terbesar -- setelah Cina, India, dan Amerika Serikat -- dengan 237,6 juta orang di 2010. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sekitar 1,49 persen per tahun, yang berarti setiap tahun jumlah populasi membengkak 3,5 juta hingga 4 juta orang.
Pertambahan penduduk yang semakin tinggi akan berdampak kepada ketersediaan pangan dan juga pemukiman. Jika penduduk terus bertambah tetapi produksi pangan tidak mampu menandingi maka penduduk dunia akan terancam krisis pangan. Saat ini saja ketersediaan pangan kurang merata. Di beberapa negara pangan bisa begitu melimpah, tetapi di negara lain mengalami krisis pangan.
Masalah pemukiman juga akan menjadi problem utama. Pertambahan penduduk yang akan mencapai 7 Miliar akan membuat manusia semakin merambah habitat tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu, pembukaan kawasan hutan sebagai pemukiman akan semakin marak. Luasan hutan yang sudah tertekan oleh Perkebunan, Industri Kehutanan, dan pertambangan akan semakin berkurang. Jika ini terjadi maka konflik antara manusia dan hewan juga akan terjadi. Hewan yang mengandalkan hutan sebagai tempat tinggalnya juga terancam oleh pertumbuhan penduduk. Di Riau sendiri konflik antara Manusia dan Gajah atau Manusia dan Harimau sering terjadi.
Pola pertumbuhan penduduk, kata Sugiri, makin hari makin cepat karena lemahnya pelaksanaan program Keluarga Berencana di lapangan. Karena itulah revitalisasi Keluarga Berencana, menurutnya, makin penting. Lembaganya kini sedang menggencarkan upaya agar kader Keluarga Berencana dan pengguna alat kontrasepsi lebih banyak.
Tetapi tidak bisa dipungkiri saat ini BKKBN sedang kekurangan tenaga lapangan. Oleh karena itu, saya berharap kompasianer bisa ikut program KB dan menyebarluaskannya. Mari kita tekan angka pertumbuhan penduduk dengan menggunakan KB dan alat kontrasepsi.
Sudahkah anda ber-KB? Maukah anda ikut serta dalam program KB dan menyebarluaskannya?
Salam tekan pertumbuhan penduduk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H