Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kalau Anda Jadi Jokowi, Anda Pasti juga Akan Menaikkan Harga BBM

18 November 2014   09:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:32 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa elemen masyarakat langsung mengajukan protes keras ketika Jokowi mengumumkan harga BBM naik Rp. 2000 per liter. Jika sebelumnya Premium Rp 6.500 naik menjadi Rp 8500, Solar yang sebelumnya Rp 5.500 naik menjadi Rp 7500. Banyak yang menyampaikan kekecewaannya dan menyesal memilih Jokowi. Mahasiswa bahkan sudah memulai aksinya dengan membakar ban dan menutup jalan.

Pertanyaan penting yang harus dikemukakan kepada kita semua adalah apakah jika kita jadi Presiden berani menjamin tidak akan menaikkan harga BBM? Ataukah kita hanya berkoar-berkoar saja tanpa tahu bahwa kondisinya memang harus menaikkan harga? Bagaimana kalau anda akhirnya hsrus menaikkan harga dan menghadapi mereka yang protes dan mengatakan seharusnya tidak naik?!

Selain itu banyak juga yang beranggapan bahwa harga minyak dunia sedang turun mengapa harga BBM di Indonesia naik. Logikanya, menurut mereka yang protes, harusnya tetap dan mungkin juga mengharapkan turun. Benarkah?

Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina (Persero) Hanung Budya mengatakan harga rata-rata minyak mentah dunia sepanjang 2014 masih tinggi, di atas US$ 90 per barel.
Harga acuan minyak mentah dunia tidak bisa diambil dalam sekali waktu seperti sekarang," kata Hanung di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Senin, 17 November 2014.
"Kita harus lihat juga realisasi dari Januari, jangan dilihat hanya hari ini," ujarnya. (Tempo.co)

Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri punya perhitungan sendiri mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Ekonom Universitas Indonesia ini menyarankan rentang nilai kenaikan harga yang bisa diambil oleh pemerintah.

Menurut Faisal, pemerintah bisa menaikkan harga BBM dari Rp 1.000-2.500 per liter. "Jika pemerintah berlaku konservatif, bisa menaikkan harga Rp 1.500 per liter," katanya di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin, 17 November 2014. (Tempo.co)

Kenyataan hitungan yang ada sehingga mengharuskan harga BBM naik, apa yang bisa dilakukan Jokowi? Melakukan spekulasi dengan menambah utang luar neeri Indonesia demi membiayai defisit anggaran? Memaksa penyerapan pajak, dll dalam waktu tidak sampai 2 bulan demi menyelamatkan anggaran? Bukankah itu hal yang sangat mustahil?

Saya yakin kita tidak akan jauh berbeda dengan Jokowi dalam mengambil keputusan tentang harga BBM. Saya yakin anda tidak akan sda dibarisan orang-orang yang menolak harga BBM karena melihat anggaran yang sangat besar untuk subsidi BBM dibandingkan yang lain. Tetapi haruskah kita semua jadi Presiden atau menteri untuk bisa memahaminya?

Saya berani jamin, jika anda jadi Presiden, maka pilihan anda tidak akan beda dengan Jokowi. Anda padtikan naikkan harga BBM.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun