Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Utang Dibayar Pemerintah, Lapindo Masih Saja Merasa Tidak Bersalah

21 Desember 2014   19:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Manusia pada dasarnya adalah mahluk mulia dengan sifat dan sikap yang baik. Namun, dosa membuat manusia berubah menjadi manusia yang bersifat dan bersikap jahat. Kaejahatanya tidak berhenti pada diri sendiri melainkan juga ditularkan kepada orang lain. Karena itu jangan heran jika manusia jahat berkumpul bersama maka nuraninya tidak ada lagi.

Hal ini saya pikir sedang terjadi pada Kubu Aburizal bakrie. Ical, begitu biasanya dia disebut, bukanlah seorang pengusaha baik di negeri ini. Hal ini membuat Ical ketika berpolitik juga tidak pernah punya etika dan karakter yang baik. Kita bisa lihat dampak buruknya karakter dan etika Ical dalam memimpin Golkar. Sudah gagal bukannya mengaku salah dan mundur malah mempertahankan kepemimpinan dengan cara yang tidak benar.

Dalam menelesaikan masalah sosial yang disebabkan perusahaannya pun Ical tidak pernah melakukannya dengan benar. Lumpur Lapindo adalah contoh nyatanya. Sejak awal peristiwa tidak mau mengaku salah, dalam mengganti rugi yang selalu terlambat juga tidak mau mengaku salah. Bahkan ketika ganti ruginya dibayarkan oleh pemerintahan Joko Widodo, malah dengan bangganya kembali menyatakan bahwa hal itu bukti mereka tidak salah.

Juru Bicara Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Lalu Mara mengatakan keluarga Aburizal tidak bersalah soal kekurangan bayar korban lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur. Dia mengklaim keluarga Aburizal telah mengeluarkan dana lebih besar dari yang seharusnya, yakni lebih dari Rp 8 triliun.

"Meski mereka tidak salah, tidak punya kepemilikan secara langsung, tapi mereka tetap bantu," kata dia dalam pesan singkat yang diterima Tempo, Ahad, 21 Desember 2014.

"Apa kamu pikir kalau Lapindo bersalah, presiden Joko Widodo mau (mengambil alih pembayaran), pasti tidak! Pemerintah tahu Bakrie tidak bersalah, makanya lakukan ini," katanya.

Parah bukan?! Bukannya dengan rendah hati mengaku salah, malah dengan bangga menunjukkan bahwa mereka orang yang sangat dermawan. Padahal, meski mereka terus berkelit dengan dalil dan fakta apapun, peristiwa lumpur Lapindo terjadi di tempat mereka melakukan pengeboran. Logikanya jika mereka tidak melakukan pengeboran mungkinkah hal ini terjadi? Ataukah jika mereka melakukan pengeboran dengan baik pastilah hal ini tidak terjadi.

Disebut bencana juga sangat tidak masuk akal. Kecuali gunung berapi, banjir, longsor, dll. Ini lumpur yang keluar karena dilakukan pengeboran. Seharusnya yang disalahkan adalah perhitungan para ahli dan pengerjaan pengeborannya. Ini malah alam yang disalahkan.

Pemerintah sendiri membayar sisa ganti rugi dengan 3 alasan, yaitu: Masalah Berlarut-Larut, Dahulukan Rakyat Ketimbang Ical, Kendala Perbaikan Tanggul (tempo.co). Karena jika hal ini terus dibiarkan maka masalah lumpur Lapindo ini tidak akan pernah beres. Mengapa? Karena kubu Ical yang tidak pernah sungguh-sungguh menelesaikannya.

Semoga saja kubu Ical ini disadarkan atas perilakunya yang tidak benar. Supaya mereka bisa mengerjakan perusahaan, politik, dan hidup sosialnya dengan baik. Walau sepertinya akan sangat berat bagi tipe orang seperti mereka, tetapi selama masih ada waktu, perubahan masih mungkin mereka alami. Semoga....

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun