Mohon tunggu...
Cagar Fadli Ibrahim
Cagar Fadli Ibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berdialektika lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Pemicu Kekerasan pada Perempuan yang Dilakukan Pesepakbola Mason Greenwood

17 Desember 2023   11:52 Diperbarui: 17 Desember 2023   14:04 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekilas Mengenai Mason Greenwood

Pemuda dengan nama lengkap Mason Will John Greenwood merupakan seorang pemain sepak bola profesional yang berasal dari Bradford, Inggris. Sosok kelahiran 1 Oktober 2001 ini memang sejak kecil tumbuh di lingkungan yang lekat dengan culture sepak bola sehingga pada usianya yang terbilang masih muda, Greenwood sudah terjun ke dalam dunia sepak bola. Tepatnya ketika Greenwood menginjak usia tujuh tahun, ia telah bergabung dengan sekolah akademi klub Manchester United di Halifax sejak 2007 lalu (Febriansyah, 2023).

Pada dasarnya Greenwood merupakan pemain yang sangat potensial dan memiliki bakat mumpuni sehingga di saat Greenwood telah genap menimba ilmu di akademi Manchester United selama sepuluh tahun, ia kemudian bergabung dengan tim U-18 Manchester United pada tahun 2017 untuk musim 2017--2018. Berangkat dari gemilangnya penampilan Greenwood selama semusim yang sudah berhasil menorehkan 17 gol dari 21 pertandingan membuatnya menjadi top skor kompetisi (Bolatimes, 2022). 

Greenwood kemudian mendapatkan promosi untuk bermain di tim utama saat melakukan tur pra musim pada Juli 2018 dan resmi menekan kontrak profesionalnya bersama The Red Devils--sebutan untuk klub Manchester United--di usianya yang masih 17 tahun. Meskipun mencatatkan jalur karir yang terbilang gemilang, pada awal tahun 2022 Greenwood sempat tersandung kasus kekerasan yang dilakukan kepada kekasihnya, Harriet Robson, yang berujung pada tindakan hukum dan memaksanya untuk vakum sementara dari dunia sepak bola sampai kasusnya selesai ditangani. Hal ini bermula dari adanya unggahan video di akun instagram dan twitter Robson pada Minggu 30 Januari 2022, yang menunjukkan luka dan lebam di sekujur tubuhnya akibat kekerasan yang dilakukan Greenwood (Winardi, 2022). 

Berangkat dari permasalahan di atas, Bagaimana pemicu dari tindak kekerasan yang dilakukan Mason Greenwood terhadap kekasihnya?

Konsep Narsisme

Pada dasarnya terdapat banyak peneliti yang mendefinisikan narsisme, seperti halnya Heinz Kohut (1972) yang menyebutkan bahwa narsisme merupakan sebuah konsep psikologi yang memperlihatkan obsesi terhadap persepsi, kebutuhan, dan keinginan diri sendiri, tetapi seringkali mengorbankan hak orang lain.  

Keangkuhan (grandiosity) dan mementingkan diri sendiri (self-importance) adalah karakteristik utama narsisme. Angkuh dalam konteks ini berarti memperlihatkan rasa puas diri yang berlebihan terhadap tujuannya yang sudah terpenuhi. Dengan kata lain seseorang yang angkuh selalu merasa perlu diberikan perlakuan khusus serta hak istimewa dari orang lain. 

Di sisi lain, rasa mementingkan diri sendiri mengacu pada anggapan bahwa kebutuhan, keinginan, dan kepentingan diri sendiri lebih penting daripada orang lain. Hal ini pun berdampak pada kurangnya empati dan perhatian terhadap orang lain. Sehingga mereka seringkali mencari validasi atau reward atas pencapaian mereka dari orang lain dan jika tidak terpenuhi, mereka cenderung akan melakukan tindakan yang merugikan orang lain.

Pemicu Kekerasan yang Dilakukan Greenwood

Sebagai salah satu wonderkid  yang pernah dimiliki Manchester United, Greenwood terus menorehkan pencapaiannya yang gemilang khususnya di musim 2019--2020 dengan total 49 kali penampilan di semua kompetisi dan catatan 17 gol serta empat assist yang dimilikinya. Namun pencapaian besar tersebut seakan dihancurkan sekejap oleh tindakan yang dilakukan Greenwood kepada kekasihnya. Greenwood didakwa atas percobaan pemerkosaan, pemaksaan dan intimidasi, serta penyerangan yang mengakibatkan cedera pada kekasihnya (90min, 2023). Selain itu, Greenwood juga didakwa atas perbuatannya dalam mengancam dan menghina lewat media sosial yang menyebabkan trauma serius terhadap kekasihnya (Josh Halliday, 2023). 

Berkaca dari kondisi di atas, pada dasarnya tindakan Greenwood dalam melakukan kekerasan didasarkan atas penolakan ajakan berhubungan seksual oleh kekasihnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan UNICEF (2000) yang menyebutkan bahwa dari banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan kepada perempuan, mayoritas kasus diawali dengan adanya percobaan atau ajakan dalam melakukan tindakan seksual yang gagal. 

Jika dianalisis kembali, kasus kekerasan yang dilakukan Greenwood terhadap kekasihnya juga memperlihatkan tingginya sikap narsisme yang dimiliki Greenwood.  Mengambil pada konsep narsisme yang sudah disebutkan di atas, terdapat dua karakteristik utama yaitu angkuh dan rasa mementingkan diri sendiri. Dimana dua karakteristik ini tercermin dari bagaimana Greenwood memperlakukan kekasihnya. Pertama, keangkuhan Greenwood yang berasal dari kesuksesan karirnya memengaruhi sikap dan tindakannya terhadap kekasihnya yang beranggapan bahwa Greenwood harus mendapatkan apa yang diinginkan dari orang lain-termasuk di dalamnya pemenuhan hasrat seksualnya-atas dasar pencapaian yang telah dia dapatkan sekarang.

Kedua, rasa mementingkan diri sendiri yang lebih besar dibanding empati terhadap orang lain. Greenwood telah melakukan percobaan pemerkosaan kepada kekasihnya atas dasar keinginannya sendiri sehingga hal itu berdampak pada kerugian yang didapatkan orang lain. Di samping dirinya yang terbilang masih muda dan 'haus' akan validasi, pada dasarnya Greenwood memang memiliki kecenderungan sifat mementingkan diri sendiri. Hal ini juga diperjelas dengan kasus lain yang menimpa dirinya di mana Greenwood dan rekannya, Phil Foden, terlibat pelanggaran disiplin dengan mengajak wanita ke kamar hotelnya dalam jeda pertandingan UEFA League 2020 lalu. Hal itu jelas hanya didasarkan atas tingginya kepentingan pribadi Greenwood yang melebih kepentingan pihak lain sehingga berdampak kerugian pada tim karena mereka tidak diizinkan untuk ikut bertanding (Aziz, 2020).

Kesimpulan

Berangkat dari persoalan yang dialami Greenwood tersebut, pada dasarnya tindakan kekerasan pada perempuan tidak hanya bertumpu pada persoalan budaya patriarki semata, tetapi juga berangkat dari individu itu sendiri sebagai subjek yang berperan dalam tindakan maupun pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Dalam konteks Indonesia, pengentasan kekerasan pada perempuan yang sudah mengakar akibat kuatnya budaya patriarki justru harus diatasi lewat inisiatif individu itu sendiri sebagai agen utama yang bergerak dalam membangun 'ruang aman' dan budaya yang nyaman bagi kehidupan perempuan di Indonesia.

Referensi

90min. (2023, Agustus 22). What next for Mason Greenwood? Diambil kembali dari 90min: https://www.90min.com/posts/what-next-for-mason-greenwood

Azis, Y. (2020, September 8). Skandal di Timnas Inggris: Phil Foden Meminta Maaf, Mason Greenwood Masih Bungkam. Diambil kembali dari bola.net: https://www.bola.net/piala_eropa/skandal-di-timnas-inggris-phil-foden-meminta-maaf-mason-greenwood-masih-bungkam-e5060d.html?page=3

Bolatimes. (2022, Februari 18). Profil Mason Greenwood, Wonderkid Manchester United yang Kini Kariernya Meredup. Diambil kembali dari onefootball: https://onefootball.com/id/berita/profil-mason-greenwood-wonderkid-manchester-united-yang-kini-kariernya-meredup-34589192

Halliday, J. (2023, Februari 2). Prosecutors drop attempted rape case against Mason Greenwood. Diambil kembali dari theguardian: https://www.theguardian.com/uk-news/2023/feb/02/prosecutors-drop-alleged-case-against-mason-greenwood

Kohut, H. (1972). Thoughts on narcissism and narcissistic rage. The psychoanalytic study of the child.

Prayoga, A. (2023, Agustus 22). Kronologi Kasus Mason Greenwood: Hajar Pacar, Masuk Penjara, Bebas, Terkatung-Katung, Akhirnya Dibuang MU. Diambil kembali dari bola.net: https://www.bola.net/inggris/kronologi-kasus-mason-greenwood-hajar-pacar-masuk-penjara-bebas-terkatung-katung-akhirnya-dib-499db6.html?page=10

Sulaeman, R. e. (2022). Faktor Penyebab Kekerasan Pada Perempuan. Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal.

UNICEF. (2000). Domestic Violence Against Women and Girls.

Winardi, A. D. (2022, Februari 1). Mason Greenwood Diduga Aniaya Pacarnya, Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat: So, Speak Up! Diambil kembali dari Voi: https://voi.id/bernas/130199/mason-greenwood-diduga-aniaya-pacarnya-kekerasan-terhadap-perempuan-meningkat-so-speak-up

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun