Berkaca dari kondisi di atas, pada dasarnya tindakan Greenwood dalam melakukan kekerasan didasarkan atas penolakan ajakan berhubungan seksual oleh kekasihnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan UNICEF (2000) yang menyebutkan bahwa dari banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan kepada perempuan, mayoritas kasus diawali dengan adanya percobaan atau ajakan dalam melakukan tindakan seksual yang gagal.Â
Jika dianalisis kembali, kasus kekerasan yang dilakukan Greenwood terhadap kekasihnya juga memperlihatkan tingginya sikap narsisme yang dimiliki Greenwood. Â Mengambil pada konsep narsisme yang sudah disebutkan di atas, terdapat dua karakteristik utama yaitu angkuh dan rasa mementingkan diri sendiri. Dimana dua karakteristik ini tercermin dari bagaimana Greenwood memperlakukan kekasihnya. Pertama, keangkuhan Greenwood yang berasal dari kesuksesan karirnya memengaruhi sikap dan tindakannya terhadap kekasihnya yang beranggapan bahwa Greenwood harus mendapatkan apa yang diinginkan dari orang lain-termasuk di dalamnya pemenuhan hasrat seksualnya-atas dasar pencapaian yang telah dia dapatkan sekarang.
Kedua, rasa mementingkan diri sendiri yang lebih besar dibanding empati terhadap orang lain. Greenwood telah melakukan percobaan pemerkosaan kepada kekasihnya atas dasar keinginannya sendiri sehingga hal itu berdampak pada kerugian yang didapatkan orang lain. Di samping dirinya yang terbilang masih muda dan 'haus' akan validasi, pada dasarnya Greenwood memang memiliki kecenderungan sifat mementingkan diri sendiri. Hal ini juga diperjelas dengan kasus lain yang menimpa dirinya di mana Greenwood dan rekannya, Phil Foden, terlibat pelanggaran disiplin dengan mengajak wanita ke kamar hotelnya dalam jeda pertandingan UEFA League 2020 lalu. Hal itu jelas hanya didasarkan atas tingginya kepentingan pribadi Greenwood yang melebih kepentingan pihak lain sehingga berdampak kerugian pada tim karena mereka tidak diizinkan untuk ikut bertanding (Aziz, 2020).
Kesimpulan
Berangkat dari persoalan yang dialami Greenwood tersebut, pada dasarnya tindakan kekerasan pada perempuan tidak hanya bertumpu pada persoalan budaya patriarki semata, tetapi juga berangkat dari individu itu sendiri sebagai subjek yang berperan dalam tindakan maupun pencegahan kekerasan terhadap perempuan. Dalam konteks Indonesia, pengentasan kekerasan pada perempuan yang sudah mengakar akibat kuatnya budaya patriarki justru harus diatasi lewat inisiatif individu itu sendiri sebagai agen utama yang bergerak dalam membangun 'ruang aman' dan budaya yang nyaman bagi kehidupan perempuan di Indonesia.
Referensi
90min. (2023, Agustus 22). What next for Mason Greenwood? Diambil kembali dari 90min: https://www.90min.com/posts/what-next-for-mason-greenwood
Azis, Y. (2020, September 8). Skandal di Timnas Inggris: Phil Foden Meminta Maaf, Mason Greenwood Masih Bungkam. Diambil kembali dari bola.net: https://www.bola.net/piala_eropa/skandal-di-timnas-inggris-phil-foden-meminta-maaf-mason-greenwood-masih-bungkam-e5060d.html?page=3
Bolatimes. (2022, Februari 18). Profil Mason Greenwood, Wonderkid Manchester United yang Kini Kariernya Meredup. Diambil kembali dari onefootball: https://onefootball.com/id/berita/profil-mason-greenwood-wonderkid-manchester-united-yang-kini-kariernya-meredup-34589192
Halliday, J. (2023, Februari 2). Prosecutors drop attempted rape case against Mason Greenwood. Diambil kembali dari theguardian: https://www.theguardian.com/uk-news/2023/feb/02/prosecutors-drop-alleged-case-against-mason-greenwood
Kohut, H. (1972). Thoughts on narcissism and narcissistic rage. The psychoanalytic study of the child.