YANG SEHARUSNYA ANTARA AGAMA DAN POLITIK
Agama seharusnya terpisah dari politik, karena agama dan politik memiliki tujuan yang berbeda. Agama berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan dan mengatur tata nilai moral serta etika dalam kehidupan pribadi, sedangkan politik berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam urusan publik dan pembentukan kebijakan publik yang dapat memengaruhi kehidupan masyarakat secara umum.
Jika agama disandingkan dengan politik, maka dapat muncul tafsir-tafsir yang berbeda tentang bagaimana kebijakan publik seharusnya dibentuk berdasarkan ajaran agama. Hal ini dapat memunculkan konflik dan perselisihan antara kelompok-kelompok yang berbeda keyakinan dan pandangan politik. Selain itu, ketika agama digunakan untuk melegitimasi kekuasaan politik, maka dapat terjadi manipulasi dan ketidakadilan dalam pembentukan kebijakan publik.
Dalam praktiknya, politik harus dilakukan secara terpisah dari agama dan didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, demokrasi, dan hak asasi manusia. Kebijakan publik harus dibentuk berdasarkan pertimbangan yang obyektif dan mempertimbangkan kepentingan seluruh masyarakat, tanpa memandang latar belakang agama atau keyakinan individu. Agama tetap memiliki peran penting dalam kehidupan pribadi individu, namun tidak seharusnya digunakan untuk memengaruhi kebijakan publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H