Mohon tunggu...
Fransiskus Pala
Fransiskus Pala Mohon Tunggu... Editor - Mencoba Memberantas Kekerdilan Jiwa

Tidak ada kata terlambat untuk memulai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Spiritualitas Karmel OCD untuk Kaum Awam

25 November 2022   08:17 Diperbarui: 25 November 2022   08:23 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu spiritualitas

            Spiritualitas dari kata / bahasa Latin: Spiritus, spirit, jiwa artinya: secara hurufiah dapat diartikan sebagai sebuah pencarian personal untuk menjadi berarti. Atau spiritualitas dapat diartikan sebagai sebuah kesad aran terhadap suatu kekuatan yang melampaui aspek-aspek material dan kesadaran yang membawa pada keterhubungan diri dengan yang melampaui diri sendiri. Sebagai orang Kristen, spiritual berarti membiarkan diri dikuasai oleh roh Kudus. Pangkal tolaknya adalah Kasih Allah sendiri. Spiritualitas menyangkut seluruh dimensi kehidupan manusia. Semua segi kehidupan manusia termasuk di dalamnya (jasmani, rohani, personal, moral, afeksi - emosional merupakan segi-segi yang tak terpisahkan dari spiritualitas.

Spiritualitas Karmel OCD

            Dalam Karmel OCD terdapat Spiritualitas atau semangat dasar yang menjiwai kehidupan para karmelit di mana saja mereka berada. Tentu saja spiritualitas seperti ini bukan saja menjadi pedoman dasar tetapi lebih untuk dihidupi dan dijiwai. Spritualitas karmel OCD yang akan dibahas berikut ini bukan tanpa dasar, tetapi dasarnya jelas yakni dari Kitab Suci (Zelo zelatus sumprodomino deo excercituum, Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam (1 Raja-raja 19:10,14)) selain itu berasal dari Tradisi dan semangat St. Teresa Avila dan St. Yohanes dari Salib, OCD. Spritualitas ini tidak hanya dihidupi oleh para biarawan dan biarawati OCD tetapi juga diperuntukkan bagi Kaum awam semuanya. Spritualitas yang akan kita bahas antara lain;

Doa

Dalam kehidupan Ordo Karmel Tak Berkasut OCD, Doa dijalankan oleh karena kerinduan bukan hanya sebatas kebutuhan semata. St. Teresa Avila ibu pendiri OCD, menguraikan beberapa definisi doa yang tentu saja berasal dari pengalaman hidupnya sebagai seorang biarawati, seorang guru doa.  Menurut St. Teresa Avila, Doa adalah mengangkat pikiran dan hati kita kepada Allah; menyembahNya, bersyukur kepadaNya atas segala kebaikanNya, memohon pengampunan dari Dia dan meminta dari Dia semua rahmat yang kita butuhkan bagi jiwa dan raga kita."

St. Teresa Avila melihat bahwa ketika kita berdoa, pertama-tama adalah tentang persahabatan dengan Allah. Dalam persahabatan dengan Allah kita diundang untuk ikut serta. Kita tidak diundang untuk memulai sebuah komunikasi dengan Dia. Kita diundang untuk ikut serta ke dalam komunikasi, ke dalam sebuah percakapan yang sudah terjadi. Komunikasi antara Bapa dan Putera dan Roh Kudus, yang mana komunikasi itu telah terjadi sebelum penciptaan dan akan terjadi sampai selama-lamanya. Kita dipanggil untuk menjadi bagian dari komunikasi itu, bagian dari percakapan itu, bagian dari persahabatan dan relasi itu.

Doa adalah Keakraban Antar Sahabat

St. Teresa mendefinisikan doa dengan ungkapan yang sederhana, bahwasannya doa tak lain daripada keakraban antara sahabat; berada sendiri dengan Dia yang kita tahu mencintai kita." (Riwayat Hidup 8.5) artinya kita memmbangun komunikasi atau persahabatan, nah saat kita menyadari komunikasi atau persahabatan itu sebagai sebuah kenyataan, kita menyadari bahwa komunikasi ini telah dan sedang terjadi lebih dahulu sebelum kita menyadarinya. Dengan kata lain, kita tidak hanya menemukan bahwa Allah hadir, tetapi kita juga menemukan bahwa Allah sudah dan selalu hadir.

Persaahabatan Yang Baik

Dalam relasi persahabatan tentu saja orang yang saling bersahabat, pastinya saling mencintai. Ada rasa hormat, penerimaan dan sikap saling memperbaiki. Persahabatan sejati bukanlah suatu perhitungan untung dan rugi. Santa Teresa menekankan bahwa relasi antara pendoa dan Tuhan bertumbuh "bukan dengan banyak berpikir, tetapi dengan banyak mencintai." (bdk. IV Puri Batin 1.7, Pendirian Biara-biara 5.2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun