Belajar bahasa Inggris sebenarnya mudah. Karena pada dasarnya, bahasa itu adalah cara berkomunikasi antar manusia. Asalkan kita rajin menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan terbiasa, dan akhirnya bisa.
Oleh karenanya, menurutku, banyak pilihan belajar bahasa Inggris. Tidak hanya satu pintu saja. Kamu bisa memilih untuk belajar secara otodidak/mandiri, atau dengan mengikuti kursus.
Aku sendiri pernah melakukan dua cara tersebut. Dan, jujur saja, dua cara tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Awalnya dulu, aku mencoba belajar bahasa Inggris dengan cara otodidak. Beberapa metode aku lakukan, seperti menonton film tanpa subtitle, banyak mendengarkan lagu, atau bercakap english dengan teman.
Enaknya belajar otodidak itu kita bisa mengatur sendiri metode latihan dan waktunya. Intinya sih lebih fleksibel.
Namun masalahnya, metode seperti ini membutuhkan konsistensi yang tinggi. Dan kita tak bisa sepenuhnya begitu terus, karena pastinya ada aktivitas lain, kan? Inilah problemku.
Alhasil, metode belajar otodidak yang kulakukan ini tidak begitu signifikan. Apalagi, aku butuh improvement skill bahasa Inggris untuk kebutuhan akademik.
Karena itulah, aku akhirnya mulai mencari jalan lain. Dari bertanya sana-sini, akhirnya aku diberi saran untuk mengambil kelas kursus.
Tetapi masalah tidak berhenti cukup dissitu. Karena setelah memutuskan untuk mengambil kursus, ternyata kelas bahasa Inggris di lembaga kursus terkenal di kota-kota besar itu sangat mahal.
Aku harus putar otak dong. Antara mengorbankan uang tabungan, atau mencari alternatif lainnya.
Puji Tuhan, akhirnya aku mendapat pencerahan. Hahaha....
Aku diberitahu teman kalau ada tempat belajar bahasa Inggris yang intensif, tetapi dengan biaya murah. Yaitu, di Kampung Inggris Pare.
Setelah browsing mencari informasi dan bertanya ke beberapa teman, aku disarankan untuk mengambil kelas di Titik Nol English Course. Lembaga kursus ini spesialis untuk meningkatkan skill bahasa Inggris dari dasar (basic) hingga siap untuk mengikuti tes IELTS atau TOEFL.
Yang jelas, belajar di Titik Nol ini kita bisa lebih fokus. Aku memiliki lingkungan yang kondusif untuk belajar lebih intens. Kemudian yang terpenting, kita tetap bisa enjoy dan happy.
Begitulah pengalamanku belajar bahasa Inggris. Mungkin bisa menambah inspirasi teman-teman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H