Pertama sebagai ayah kita mesti memberikan dukungan emosional yang penuh kepada anak-anak kita. Dukungan ini akan menjadi bibit yang tumbuh dalam jiwa, hingga keinginannya untuk mengabdi pada sesama tumbuh dengan baik.
Caranya ? Gampang saja. Dimulai dari hal-hal kecil dan enak-enak dulu seperti membiasakan makan bareng atau jalan-jalan bareng anak-anak. Selesai makan dilanjut ngobrol bareng anak-anak. Pas ngobrol tadi, dengan sadar kita menempatkan anak pada posisi teman ngobrol, levelnya setara. Ngobrol tema apa saja yang penting dia nyambung.
Di sini stressingnya memang bukan pada konten obrolannya, tetapi yang utama obrolan bisa dengan lancar, hangat, interaktif, anak antusias, sehingga anak menikmati obrolan bersama ini.
Menurut para ahli dukungan emosional ini akan memberikan rasa pada anak bahwa anak merasa dihargai, merasa dirinya penting. Dari situlah anak akan tumbuh dengan mental yang matang.
Kalau skenario ini berjalan dengan baik maka hal ini akan menjadi sarana penumbuhan kepercayaan diri anak secara efektif.
Maka kelak saat si anak dewasa, bisa menjadi modal kreatifitasnya dalam melahirkan gagasan-gagasan brilian yang solutif, memupuk kesigapannya dalam mengambil keputusan yang membumi, menguatkan keteguhannya dalam bertahan saat mensukseskan proyeknya dll.
Yang kedua dukungan fisik. Dukungan ini bisa diberikan ayah dengan cara yang sederhana misalnya dengan cara sering memeluknya, menghadiri momen-momen penting anak dll.
Jika dukungan fisik ini kita berikan dalam porsi yang cukup menurut para ahli hal ini akan berpengaruh sangat signifikan bagi perkembangan kepribadiannya. Karena menurut penelitian ternyata pelukan kepada anak akan berpengaruh pada pertumbuhan kecerdasan akademis, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosionalnya. Luar biasa ternyata efek dari pelukan orang tua kepada anaknya ya. Itu kata para ahli lo. Banyak referensi yang menyebutkan soal ini.
Yang ketiga dengan cara memberikan dukungan intelektual. Teknisnya bermacam-macam, bisa  dengan membaca buku bersama si anak, telaten menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anak dengan jawaban yang memuaskan dll. Anak akan tetap memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa ingin tahu inilah yang menjadi kunci dalam mencari ilmu.
Jika dukungan intelektual ini kita berikan secara cukup maka kita bisa berharap kelak di saat dewasa anak-anak menjadi orang yang memiliki keterampilan yang bagus dalam berekspresi, berbicara, bertindak, memutuskan, memimpin, mempengaruhi dll. Inilah dukungan terbaik dalam penumbuhan diri menjadi trend setter yang kokoh bukan follower yang ringkih dan gampang galau. Siap menjadi gelombang yang menggerakkan, bukan buih yang terombang-ambing di tengah lautan.
Yang keempat berupa dukungan spiritual. Dukungan ini bisa diberikan dengan cara menceritakan kisah kebesaran Allah, membangunkan dia di waktu shalat malam, mengajaknya sholat subuh berjamaah di masjid dll.