Mohon tunggu...
pak sofin sinaga
pak sofin sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - Saya seorang yang peduli sesama

karyawan swasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

76 Tahun, Apa yang Sudah Kita Raih?

17 Agustus 2021   11:16 Diperbarui: 17 Agustus 2021   13:19 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di hari kemerdekaan ke 76 ini, terpaku aku merenung..bertanya di dalam benak di depan laptopku..terbersit ingin menulis..menumpahkan tanya di hati apa yang sudah diraih bangsa ini di usianya ke 76 tahun merdeka..bidang apa ya..olah raga..wah dari hasil olimpiade yang baru saja di Jepang, perolehan medali  jauh dari negara lain yang bahkan penduduknya tak lebih dari penduduk Jakarta. 

Apakah dari 270 juta penduduk Indonesia tidak ada yang unggul?…Apalagi bidang olah raga sepak bola yang banyak peminatnya jauh dari mengharumkan nama bangsa.., untuk  negara sekelas Vietnam saja babak belur..apalagi untuk melawan Negara- negara  arab, babak belur juga. 

Anehnya untuk sepakbola tingkat junior bisalah se level tapi begitu ke senior..parah abis…Apa yang salah..dimana yang salah..Apakah  soal  semangat  dan wawasan  kebangsaan yang sudah luntur.

Kalau kita simak ke sektor lain terkadang semakin memprihatikan tentang semangat kebangsaan. Misalnya saja soal mencintai produk bangsa sendiri. Saya pernah dengar cerita di sebuah pameran di sebuah stand..produk Indonesia hanya dijadikan demo barang yang gampang rusak  diperbandingkan dengan kualitas produk impor. 

Apakah memang kita didesain terus begini hanya menjadi pengguna. Mulai dari produk rumah tangga sampai teknologi semisal HP kita adalah didesain menjadi Negara pengguna. Apakah memang itu target kebanggaan kita di Kemerdekaan 76 tahun ini. 

Yah memang sih itu sudah dibaca negara negara maju semisal negara eropa, penduduk berjumlah besar adalah target pasar misalnya contoh terkini di sepak bola merekrut pemain Indonesia dikabarkan disana demi mendapatkan subscriber puluhan juta dari netizen Indonesia. 

Bahkan tak lama ini Negara Belanda menawarkan tim Indonesia mengikuti  kompetisi abal abal di Belanda hanya demi menggaet ratusan juta viewer atau netizen..memang jika banyak netizen, ujung ujungnya adalah uang…

tapi uangnya untuk negara lain bukan ke kita..yang jadi soal apakah memang kita mau didesain trus seperti ini menjadi pengguna untuk keuntungan negara lain bukan menjadi penghasil atau "pemain" untuk keuntungan negara sendiri..kembali lagi , inikah kebanggaan kita di kemerdekaan 76 tahun ini..jika dibaca dari kaca mata wawasan kebangsaan, apakah ini salah..

kalau salah kenapa dibiarkan..eh tapi memang sepertinya nggak salah kali..buktinya untuk sekelas DPRD saja bangga memakai Jas LUIS VITTON, produk luar/import..wakil rakyat bok..ya jelas rakyatnya mengikuti wakilnya. Tapi saya yakin nggak semuanya, masih banyak wakil rakyat yang wawasan kebangsaannya masih tinggi..mau berkorban bagi negeri ini..

ditengah jelas jelas negara kita butuh vaksin yang dalam jumlah besar… mereka beberapa wakil rakyat rela menanggung akibat dari uji klinis Vaksin Nusantara dengan rela menjadi relawan.., mau vaksin itu nggak sepenuhnya Indonesia tapi bangga sudah memberi solusi demi mengatasi kekurangan vaksin bagi 270 juta  penduduk Indonesia..

inilah wujud berwawasan kebangsaan itu, meski menjadi pertentangan para ahli. Jelas jelas sudah darurat masak harus ini harus itu lagi. 

Jujur kalau mau jujur..vaksin yang ada sekarang di seluruh dunia juga dibuat dalam kondisi darurat dimana seharusnya vaksin yang normal pengujiannya  harus bertahun tahun. Saya mau juga nih jadi relawan vaksin Nusantara, cuma kalau ada di Tangerang deh, di tempat saya. Kapan ke Tangerang.

Kembali mau meneruskan tulisan ini dengan contoh contoh lain tentang mempertanyakan wawasan kebangsaan di kemerdekaan 76 tahun ini, yang juga tentunya sudah banyak disuarakan oleh pemerhati yang peduli bangsa ini semenjak dulu....sejenak aku tertegun..dalam hatiku..bertanya, siapa aku.. 

karena aku hanya 'an ordinary people'..mungkin akan banyak yang protes ke tulisan ini dengan perspektif mereka..atau akan bertanya balik..emang apa yang sudah anda perbuat ke negeri ini berkaitan dengan semangat kebangsaan …mungkin akan saya jawab..dulu saya mencoblos Jokowi untuk jadi presiden , itulah yang bisa saya perbuat..karena saya hanya orang biasa..berharap semangat kebangsaan ini bisa berubah makanya saya memilih Pak Jokowi..

karena banyak orang yang luar biasa di negeri ini dalam kurun 76 th ini, yang didarahnya mengalir darah merah putih ,  hanya mereka yang bisa dipakai Pak Jokowi melakukan perubahan di negeri ini menjadi lebih baik dengan semangat kebangsaan yang tinggi dan menyala nyala.. Merdeka!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun