Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harus Perawan

30 November 2019   17:25 Diperbarui: 30 November 2019   17:29 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa menjengkelkan. Namina dikeluarkan dari tempat kerjanya dengan alasan yang bikin kepala saya geleng-geleng. Ia dianggap tidak perawan.

Namina ini teman sekolah saya. Ia memang semenjak sekolah sudah bekerja. Dulu Ibunya punya usaha cuci baju. Namina menjadi bagian penting di dalamnya. Baik yang ikutan nyuci, maupun mengantar hasil cucian.

"Kamu harus bersyukur punya orang tua mampu" ujarnya suatu sore ketika saya menyerahkan baju-baju kotor. Entah, saya lupa bagaimana awal mula perbincangan itu.

Setelah tamat sekolah, saya kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri. Saya ikut jalaur mandiri. Tentu saya mulanya tidak tahu menahu besarnya biaya yang dikeluarkan orang tua.

Namina, demikian saya memanggilnya dari nama Sumina, bekerja penuh waktu membantu usaha cuci baju Ibunya.

Namina tidak pernah cerita tentang Bapaknya. Meskipun banyak yang bilang jika Bapaknya meninggalkan Ibunya sewaktu dia berumur satu bulan. Ada yang bilang juga, Bapaknya kawin lagi.

Lalu sampai sore itu, ketika saya membaca berita heboh di media sosial. Isinya: seorang karyawan pabrik dikeluarkan karena tidak perawan. Setelah saya baca detail, ada foto kawan saya. Sumina.

Tentu saja seperti sinetron. Pihak pabrik membantah itu. Mereka menilai kinerja Namina yang tidak bagus. Bukan masalah perawan dan tidak perawan.

"Silakan dipecat atau apa. Tapi jangan menuduh anak saya tidak perawan. Memang apa maksudnya itu?" demikian berita itu mengutip pernyataan Ibunya.

Rupanya berita itu meledak. Media-media mulai memberi sorotan. Meninabobokan sebentar isu-isu radikal yang juga ramai.

Bahkan, sang ibu siap membuktikan keperawanan anaknya dengan tes di rumah sakit. Bukan omong kosong, itu dibuktikan beberapa hari kemudian. Dan hasilnya memang anaknya masih perawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun