Ia mengaku sebagai asap kendaraan milik seorang penguasa. Namun, semua juga tahu bentuk segala asap. Maka, kami acuhkan saja obrolannya pagi itu.
Ia menyadari keacuhan yang kami udar. Ia kini mulai ancam-ancam.
Aku bisa buat kalian menjadi asap paling menderita. Asap yang hina.
: suaranya meninggi
Kepulan asap yang congkak itu menjauhi kami. Ia membumbung ke angkasa.
Jangan takut. Jangan pernah takut
: ucap asap motor ojol bergetar. Ketakutan.
Saya tersenyum pahit.
Kita bubar saja. Buat apa perkumpulan jika tak punya nyali.
: ucapku membelah keheningan
Udara pagi mulai berwarna. Langit cerah. Â Dan perkumpulan asap itu akhirnya dinyatakan bubar.
Bukan bubar, tetapi off
: demikian ia merevisi di timeline media asap milik swasta
Surabaya
11/3/19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H