Mohon tunggu...
Penyair Amatir
Penyair Amatir Mohon Tunggu... Buruh - Profil

Pengasuh sekaligus budak di Instagram @penyair_amatir, mengisi waktu luang dengan mengajar di sekolah menengah dan bermain bola virtual, serta menyukai fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SBMPTN, Menangis Boleh, Menyalahkan Jangan

6 Juli 2018   01:09 Diperbarui: 6 Juli 2018   01:52 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah tulisan setahun lalu. Namun agaknya relevan untuk saat ini. Terutama buat kamu, meminjam kata salah satu anak saya: yang disemangatin dan dimintai maaf website SBMPTN.

-----

APA RENCANAMU SELANJUTNYA?

(Catatan amatir tentang sbmptn)

"Selain menikah, apa rencanamu selanjutnya?" Pc-ku pada salah satu anak didik sekaligus sahabatku. Jawabannya sungguh menarik. "Ternak lele Pak, wkwk". Saya tersenyum. Lega.

Lainnya, saya pc gini "Selain bunuh diri, apa rencanamu selanjutnya?" Jawabannya juga telak. "Membunuh orang lain pak". Entah kenapa, saya kembali lega.

Tentu saja dua kasus di atas merupakan cara saya untuk berkomunikasi dengan anak-anak hebat (setidaknya menurut pandangan saya) yang tidak berkesempatan di SBMPTN 2018. Jawaban mereka, meski saya tidak bisa lihat ekspresi wajahnya, saya percaya mereka sudah sanggup melanjutkan langkah ke depan.

Benar saja, mereka menguraikan apa langkah selanjutnya. Tidak mudah memang berada pada posisi mereka berdua. Tetapi menjadi mudah jika senantiasa percaya pada ketentuan Allah.  Mereka berdua tampaknya memegang teguh rumus itu. Bahwa, setelah kerja keras, apapun hasilnya, menerima dengan berucap syukur merupakan yang lebih baik.

Menangis, boleh. Sedih, juga boleh. Namun berhentilah jika sudah mulai menyalahkan. Menyalahkan diri sendiri. Menyalahkan takdir. Dll.

Buat kalian yang tidak berkesempatan SBMPTN 2018, setelah menangis apa aksimu? Setelah sedih, apa aksimu? Begitupun yang lolos, setelah bergembira, apa aksimu? Setelah berpesta, apa aksimu?

Pertanyaan tersebut, merupakan langkah awal untuk memulai rencana hebat ke depannya. Itu berarti, peluang bagi yang berkesempatan sbmptn atau tidak itu sama.

Di situlah, pribadi yang cerdas akan menyusun puzle keberhasilan untuk masa depannya. Steve Jobs bilang, ini saatnya menyusun titik-titik kehidupan. Yang nantie, titik-titik itu akan saling terjalin dengan rapi. Entah itu menjadi pecundang, atau pemenang. Semuanya di mulai dari:

Apa langkahmu selanjutnya?

--

Prambon, 13 Juni 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun