Mohon tunggu...
Humaniora

3 Kata yang Menggetarkan Jiwa

18 Juni 2015   14:36 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:43 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup itu indah…indah itu menenangkan…menenangkan itu membuat hati kita damai. Sesederhana itukah? MAMPU kah kita melakukannya?

Tadi malam saya membaca sebuah buku yang membuat hati saya bergetar dan tersadar ternyata ada beberapa kata yang sangat sederhana (hanya terdiri dari beberapa huruf) yang mampu membuat orang terhipnotis untuk beberapa saat. Mungkin anda tidak menyadarinya…atau mungkin mulut susah untuk mengeluarkan kata-kata ini. Pertanyaannya setelah anda membaca kutipan saya ini, MAMPU kah anda?

*TERIMA KASIH*
2 suku kata ini sepertinya sudah jarang terdengar ketika kita menerima bantuan orang lain. Mungkin karena kita menganggap bahwa kita tidak butuh orang lain atau orang lain itu yang mau bantu kita di saat kita tidak meminta bantuan. Memang bagi sebagian orang sangat sulit untuk mengucapkan kata-kata ini. Karena dibutuhkan jiwa yang tulus dan kasih sayang disertai tatapan mata yang hangat. Padahal “terima kasih” memberikan sentuhan kasih jika diucapkan tulus ikhlas.

Kita harus menyadari bahwa sebenarnya bantuan yang diberikan orang lain kepada kita, apa pun itu, tidak akan bisa tergantikan. Banyak orang berusaha “membalas budi” kepada orang lain, tetapi sering kali hal ini malah melahirkan kekecewaan bahkan permusuhan. Tidak akan ada budi yang bisa terbalaskan

MAMPUKAH ANDA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH?

*TOLONG*
Setiap orang tahu, kita adalah mahluk sosial, mahluk yang tidak mungkin hidup sendiri tanpa ada orang lain di samping/sekeling kita. Jadi, “tolong menolong” sudah ada hal yang wajar terjadi di dalam hidup kita. Kita adalah manusia yang memiliki keterbatasan sehingga “tolong”membuat kita sadar bahwa kita tidak mampu hidup tanpa orang lain. “Tolong” membuat kita sadar akan kelemahan dan keterbatasan kita sebagai individu. “Tolong” membuat kita sadar dan berpikiran jernih akan hidup ini.

Zaman sekarang orang merasa malu untuk berkata “tolong”. Kenapa? Hidup saat ini membuat kita merasa orang yang menjadi (lebih) mandiri. Tetapi ingat “mandiri” bukan berarti kita tidak membutuhkan orang lain, bukan berarti kita menjadi manusia egois dan bukan berarti kita tidak melibatkan orang lain di dalam kehidupan kita. Mandiri itu sebuat proses penemuan jati diri. Sehingga “tolong” dan membentuk kemandirian kita.
Jangan ragu meminta tolong kepada seseorang karena jiwa menolong ada di dalam diri setiap orang dan selalu ada kesempatan untuk ditolong dan menolong. Insting menolong itu diberikan Tuhan kepada setiap manusia.

Menerima pertolongan berarti menghargai orang lain, begitu juga meminta “tolong” kepada orang lain, membuat orang tersebut berharga di hidupnya, biarkan dia merasa lega dan bahagia karena dapat menolong orang lain.

MAMPUKAH ANDA MEMINTA DAN MEMBERI TOLONG?

*MAAF*
Siapa yang tidak bergetar mendengar kata “maaf”. Jangan segan-segan untuk mengucapkan maaf. Mungkin sebagian orang merasa enggan atau risih bila mengucapkan kata ini karenamasih banyak orang beranggapan bahwa orang yang meminta maaf akan dianggap lemah, kalah dan tidak berdaya. Bahkan orang yang meminta maaf berarti benar-benar telah melakukan salah.
Benarkah?
Salah!!. Kata “maaf” itu rendah hati. “Maaf” membuat kita bisa menerima keadaan kita sebab manusia pasti tidak luput dari salah. “maaf” berarti kita memiliki jiwa yang “mengampuni” baik mengampuni diri sendiri maupun mengampuni orang lain. “Maaf” bukan berarti kalah, malah “maaf” membawa kita kepada sebuah kemenangan yang besar.

Bahkan “maaf” dapat membuat musuh-musuh kita malu akan dirinya sendiri, malu akan keangkuhan dan kesombongannya sendiri.
Jangan takut untuk meminta “maaf” dan jangan pernah khawatir “maaf” mu tidak diterima. Bukankah di dalam lubuk hati setiap manusia akan selalu ada keinginan untuk memaafkan dan mengampuni orang lain?

MAMPUKAN ANDA MEMAAFKAN?

Bagaimana jika yang memberikan “maaf”, meminta “tolong”, mengucapkan “terima kasih” adalah orang tua kita, saudara kita, teman kita, atau siapa pun….

PASTI MAMPU!!!

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun