Mohon tunggu...
Paklek Nasrurhanif
Paklek Nasrurhanif Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Hobi travelling dan membaca hal2 yang menarik untuk cari ilmu dan pengalaman yang menarik...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kebahagiaan dan Sekaligus Kesedihan Menghadapi Hari Raya Idul Fitri

5 Juli 2016   08:23 Diperbarui: 5 Juli 2016   08:52 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan ini, bagi penulis merupakan refleksi bagi penulis sendiri, ada banyak hal perlu di evaluasi dari tingkah-laku, ibadah dan amalan yang sudah penulis lakukan selama bulan suci Ramadan yang segera berakhir. Bagi penulis yang sangat dhoif ini tidak menafikan banyak kekurangan, dosa dan kelemahan yang mungkin sulit dihindarkan selama hidup dan terutama di bulan suci ramadan. Semoga tulisan sederhana ini menjadi niat baik bagi penulis untuk menularkan makna dan hikmah kebahagiaan di bulan suci dan menyambut hari Raya Iedul Fitri (1437 H).

Bagi Umat Muslim sedunia, masa mendekati Idul fitri adalah masa yang amat membahagiakan, setelah menjalankan semua ibadah dan amalan di bulan suci Ramadan. Apapun strata sosialnya (pengusaha, penguasa, pejabat sampai dengan rakyat jelata) tentunya akan suka cita dan riang gembira menyambut hari kemenangan tersebut.  Bahkan untuk kalangan yang tidak terlalu intens dalam menjalankan ibadah dan amalan di bulan suci Ramadan sekalipun (karena berbagai kondisi dan alasan) juga turut merasakan kebahagian yang sama. Untuk Umat non muslim-pun kadang terbawa arus mendapatkan kebahagian maupun rezeki yang cukup lumayan juga.

Tetapi pada sebagian umat muslim yang lain, ketika menghadapi hari kebahagian tersebut, akan tersirat betapa sedihnya mereka akan meninggalkan bulan yang penuh rahmat dan ampunan tersebut. Dimana hanya di bulan suci ramadan-lah, semua amalan dan ibadah dilipat-gandakan berlipat-lipat apalagi kegiatan tersebut dilakukan secara itikaf selama 10 malam terakhir (bulan Ramadan) di Masjid. Dimana di tanggal-tanggal ganjil Hijriah di bulan tersebut adanya malam Lailatul Qodar (malam yang ibadahnya diganjar oleh Allah seperti melaksana-kan ibadah 1000 bulan). Adalah hal yang rugi yang amat sangat bagi umat Muslim jika dibulan suci tersebut melalaikan dan bahkan cenderung melupakan ibadah dan amalan yang ganjarannya berlipat-lipat tersebut sesuai anjuran Allah dan Rasulnya. Sedangkan sebagai mahkluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, kita tidak tahu apakah kita masih diberi kesempatan (oleh Allah) untuk bisa bertemu dengan Bulan yang amat Mulia tersebut.

Bagi penulis yang dhoif ini bahkan terkadang lebih mementingkan duniawi untuk seharusnya fokus pada kegiatan ibadah yang telah dianjurkan. Sebetulnya saya tak hendak mencari lawan kepada siapapun dan bahkan berkata-kata yang tidak pantas, tetapi kadang nafsu angkara murkalah yang kadang tergelincir ikut melakukan hal yang sama (walaupun penulis sendiri sudah meminimalisir). Sebagai warga yang baik di Media kompasiana ini saya akan dengan tulus ihklas mohon dimaafkan kepada siapun yang merasa tersinggung, tepai dalam memaknai hari kemenangan tersebut tentunya tidak hanya kata2 klise salin-memafkan saja (karena hal tersebut bisa dilakukan kapanpun, dimanapun, apapun kondisinya dan tanpa mengenal waktu), tetapi bagaimana  merefleksikan dan berubah untuk menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.

Saya pribadi berharap dapat menulis hal yang lebih bermanfaat dan mengkritisi dengan lebih elegan tanpa harus menyakiti pihak lain yang tidak sepaham. Mohon maaf juga buat Bung Admin saya belum terbuka untuk mencapai terverifikasi apapun statusnya (hijau atau biru kek), tapi jangan kuatir saya bukan tuyul (walaupun akunnya seperti tuyul), saya bertanggung-jawab penuh terhadap tulisan saya kalau memang tidak sesuai aturan hapus aja Bung Admin saya nggak akan protes, mohon maaf jika sekian lama belum terverifikasi, nanti adanya waktunya minimal untuk Admin Kompasiana bisa di-verifikasi.

Terakhir bagi seluruh Umat Muslim di Blog Kompasiana ini, sesuai dengan ajaran Rasulullah shallallhu alaihi wasallam, saya atas nama pribadi mengucapkan;

“Taqoballahu Minna Waminkum (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian)”

Barakallahu Fiikum, “Selamat Hari Raya Iedul Fitri, 1437 H”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun