Sejenak Mengenang Jasa Ayah Bunda
Dulu
Mungkin kita tak ingat sering kali menjatuhkan mainan. Diambilkan dibuang lagi. Begitu berulang kali. Tapi mereka tak pernah kesal malah tertawa melihat tingkah lucu dan menggemaskan anak kesayangannya.
Dulu
Mungkin kita lupa. Saat hendak buang air besar ketakutan. Mereka dengan setia menemani hingga semua tertuntaskan. Diabaikan bau tak sedap yang dihasilkan dari tubuh anak kesayangannya.
Dulu
Mungkin kita lupa. Saat tubuh menggigil karena demam tinggi mengusik kesehatan anaknya. Ibu sigap mengompres dengan air berkali - kali. Sedang ayah tak bisa tidur nyenyak mendengar rintihan anaknya kesakitan.
Dulu
Mungkin kita tak pernah tahu. Ayah dan ibu kita harus merendahkan dirinya untuk berhutang ke orang demi anak - anaknya tercinta. Agar pendidikan anak - anaknya tetap berlanjut. Ah...tak terbayang bagaimana paras wajah mereka menahan malu kala itu.
Banyak sekali yang terlupa dari jasa ayah dan ibu...
Hingga saat mereka membutuhkan kita. Sering sekali mengabaikannya dengan berjuta alasan yang selalu ada.
Coba saja saat kita demam tinggi dulu. Orang tua memberikan banyak alasan untuk mengabaikan kita. Wah mungkin sudah entah dimana kita.
Tulisan ini untuk pengingat diri. Karena sering sekali diri  ini begitu egois sehingga kadang sering mengabaikan mereka. Karena bakti kita belum tentu bisa membalas jasa mereka. Tak perlu berhitung kepada mereka. Jika saja mereka dulu berhitung kepada kita. Mungkin saat ini kita tak jadi siapa - siapa. Allahu Akbar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H