BULOG akan membatasi untuk satu RPK di satu RW sehingga mempermudah pengawasan stabilitas harga pangan di wilayah tersebut. Hingga saat ini sudah 39 ribu unit RPK di seluruh Indonesia. Target bisa 100 juta RPK tahun ini.
Perum BULOG juga mempersilakan masyarakat untuk mengambil Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di RPK. Jadi tidak perlu ke kota besar untuk menerima bantuan pemerintah. Masyarakat pelosok yang berhak menerima bantuan tersebut semakin mudah mendapatkan bantuan pangan melalui RPK.
Terkait penyaluran distribusi pangan, Perum BULOG juga langsung berhubungan dengan industri hotel, restoran, dan katering (horeka), Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), usaha kecil menengah (UKM) makanan, hingga membuat paket bahan pokok untuk seserahan pernikahan dan paket Ramadhan.
Saya penasaran dengan RPK tersebut dan mencoba membuktikan produk yang dijual di sana. Akhirnya saya mencoba membeli beras, tepung terigu, minyak goreng, dan gula. BULOG memberikan merek produk-produk tersebut dengan kata KITA. Jadi BULOG menjual minyak goreng KITA, beras KITA, terigu KITA, dan gula MANISKITA.
Perum BULOG rakus?Â
Tentu tidak. Melalui RPK dan unit bisnis yang dimiliki, Perum BULOG berusaha hadir di tengah warga untuk menjamin pasokan pangan.
BULOG juga hadir mulai dari hulu hingga hilir, mulai dari menyerap komoditas petani, hingga menyalurkan distribusi pangan melalui anak usaha dan unit bisnisnya.
Perum BULOG mengklaim cara ini bukan hanya mencari untung, tapi tetap menjalan tugas dan peran sesuai visi pemerintah. Maklum, nasib sekitar 4.300 pegawai BULOG dipertaruhkan melalui model bisnis baru BULOG di tengah anggaran subsidi pemerintah untuk BULOG yang dipangkas.
Dengan cara ini, masyarakat akan optimistis terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-JK untuk menciptakan stabilitas harga pangan di seluruh wilayah Nusantara.
Bahkan meski berganti Presiden pun, Perum BULOG menjamin kehadirannya akan mendekatkan dengan warga. Cara ini akan memangkas spekulan atau pedagang nakal yang selalu mempermainkan harga di saat hari besar nasional atau hari besar keagamaan.