Setiap hari, publik akan selalu disuguhi berita tentang harga pangan. Jika harga turun, media tentu tidak akan melaporkan. Namun, media pasti heboh memberitakan saat harga bahan pokok naik.
Sudah pasti, media pasti menyuguhkan kesalahan pemerintah terkait tidak mampu menstabilkan harga. Padahal, untuk menjaga stabilitas harga pangan tidak mudah, apalagi Negara Indonesia yang berbentuk kepulauan.
Hingga saat ini, akses infrastruktur masih susah dijangkau untuk menembus wilayah terpencil di Nusantara. Ini menjadi pemicu harga bahan pokok di daerah masih melambung.
Pemerintah terus berupaya memperbaiki akses infrastruktur dan logistik untuk menekan kenaikan harga pangan. Tentu dengan tidak mengabaikan keuntungan bagi petani, pedagang, hingga konsumen.
Beruntung saya bisa dapat undangan Kopiwriting BULOG di Kanawa Coffee, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (3/5). Tempatnya asyik, tenang, dan makanannya enak sambil mencari kejelasan tentang BULOG. Tema Kopiwriting kali ini tentang "Mengupas Strategi Bulog Perkuat Sektor Komersial". Menarik juga nih!
Saya juga jadi bisa bertemu Kompasianers yang sudah lama tak bertemu, Nisa dan Riap Windhu. Jadi kita kangen-kangenan sambil mencicipi makanan di Kanawa Coffee sebelum Kopiwriting bersama Kompasiana dan BULOG.
Perusahaan Umum (Perum) BULOG bertugas menstabilisasi harga pangan tersebut. Sejak tahun 1967, badan pemerintah yang Perum semula berbentuk Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) ini menyediakan pangan untuk memperkuat ketahanan nasional.
Pada 1998, peran dan tugas BULOG terus berubah seiring komitmen pemerintah dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Hingga pada 2003, status BULOG berubah dari LPND menjadi Perusahaan Umum (Perum).
Pada 2015, Perum BULOG memiliki tugas tambahan untuk mengelola komoditas padi, jagung, kedelai. Pada 2016, peran dan tugas BULOG makin diperluas untuk menjaga stabilitas 12 komoditas pokok.
Dengan penambahan tersebut, tugas BULOG semakin besar. Bukan perkara mudah untuk menjaga stabilitas harga pangan untuk sekitar 260 juta orang, apalagi yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Pulau Rote.
Tentu banyak spekulan pasar yang harus dilawan untuk menjaga stabilitas harga pangan. Tugas Perum BULOG semakin berat saat dana subsidi pemerintah (PSO) dipangkas.