[caption caption="Ilustrasi pendidikan anak"][/caption]
“Jangan tanya anakmu, kalau besar nanti mau jadi apa. Tapi tanyalah dirimu sendiri, sudah menyiapkan apa untuk masa depan anakmu.”
Begitu status pesan BlackBerry Messenger salah satu teman yang kebetulan sudah memiliki anak meski masih berusia dua tahun. Saya cukup kaget membaca pesan tersebut.
Biasanya, dan kebanyakan orang tua dan guru kita dulu selalu menanyakan hal tersebut. Kalau sudah besar, mau jadi apa? Semua pasti berebut menjawab, mau jadi dokter, pilot, insinyur dan sebagainya.
Tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut meski saat besar nanti biasanya pekerjaan yang mereka pilih justru tidak sesuai dengan jawaban saat kecil. Bicara masalah pendidikan, tentu semua menginginkan yang terbaik untuk anak.
Pandangan yang masih lekat di benak kita adalah dengan pendidikan yang tinggi akan mengangkat harkat dan derajat kita. Terlebih orangtua yang menyekolahkan kita.
Namun kita tidak sadar betapa biaya pendidikan anak saat ini begitu mahal. Teman sekantor yang baru memiliki anak usia empat tahun kini harus berjibaku menyiapkan dana pendidikan anaknya.
Ia memerlukan dana Rp 150 juta untuk biaya masuk Sekolah Dasar (SD) di Bogor dua tahun nanti, tepat usia anaknya enam tahun.
“Gila, sekolah apaan itu?”tanyaku.“Kebetulan itu sekolah bagus, mas. Selain diajar dalam dua bahasa, ekstrakurikulernya pun macam-macam. Mulai dari berenang, memanah hingga berkuda,”jawab temanku.
Terlepas dari seberapa bagusnya sekolah itu, aku terdiam mendengar jawabannya dan mulai memikirkannya. Mengapa harus menyiapkan rencana pendidikan dan dana begitu besar untuk pendidikan anak? Tapi saya kembali tertegun dengan jawabannya.
“Pendidikan sekarang begitu penting mas. Bukan hanya mencari ilmu, tapi juga diharapkan mampu mengangkat harkat dan martabat orang tua. Dengan pendidikan yang bagus, anak akan mampu mandiri. Entah menjadi wirausahawan atau menjadi karyawan yang berguna bagi bangsa dan negara, terlebih bagi keluarganya."