[caption caption="Jajaran direksi Federal Karyatama dan Redaksi Motor Plus"][/caption]
Tak banyak yang berkesempatan mengunjungi sebuah pabrik oli. Apalagi mengetahui seluk beluk oli dari awal hingga akhir pengemasan.
Saya cukup beruntung mendapatkan kesempatan itu. Paling tidak, ini menjadi pengalaman berharga dalam hidup karena pernah mengunjungi pabrik oli.
Teman-teman saya ada yang mencibir. “Mengapa harus ke pabrik oli sih? Ngga enak tahu. Pasti bau, becek, ga ada ojek (eh salah, itu mah Cinta Laura saja). Lebih enak kan mengunjungi pabrik roti atau minuman. Di situ kan bisa sekaligus bisa mencicipi. Kalau oli, apa yang bisa dicicipi? Mau minum oli?,” kata temanku.
Ah temanku keterlaluan juga. Maunya enaknya saja. Padahal sebagai pengguna sepeda motor, oli atau pelumas sangat penting bagi kelancaran aktivitasku setiap hari.
Mungkin dia tidak pernah bersusah payah mengganti oli sepeda motor karena dia memakai taksi atau ojek. Tapi sopir mobil dan pengojek kan juga harus mengganti oli pada kendaraannya. Sama saja kan? Harus mengetahui oli yang baik untuk kendaraan kita.
Namun banyak masyarakat menyepelekan oli. Padahal itu menjadi salah satu bagian yang mendorong mesin sepeda motor atau kendaraan kita lebih dingin. Coba kalau motor atau kendaraan kita ngebul karena panas tanpa oli, bisa meledak deh.
Pada 9 September lalu saya berkesempatan bersama 29 Kompasianers mengunjungi pabrik Federal Oil milik PT Federal Karyatama di kawasan Industri Pulogadung, Jakarta.
Pandangan saya tentang pabrik oli berubah total. Memang awalnya saya berpikir mengunjungi pabrik oli pasti becek. Saat kunjungan ke pabrik tersebut, sopir bus yang membawa rombongan sempat salah lokasi.
“Kok pabriknya jelek sih. Serem. Tidak pernah dirawat ya. Aneh,” begitulah celetukan saat bus pertama kali berhenti di salah satu lokasi di Pulogadung.
Setelah berhenti dan bertanya, ada satpam yang menunjukkan bila pabrik Federal Oil bukan di tempat kita berhenti. Satpam tersebut pun menunjukkan lokasi.