Total korban meninggal dunia sejak pembukaan tol tersebut sebanyak 12 orang, luka berat 12 orang, dan luka ringan sebanyak 48 orang. Total kerugian material mencapai Rp 577 juta.
Namun pada 24 Juli 2015, kecelakaan kembali terjadi di Tol Cipali. Mobil Toyota Innova Nopol B 1805 EKX menabrak dan beradu muka dengan bus Setia Negara yang sedang melaju berlawanan arah di kilometer 166,200 jalur A sekitar pukul 23.15 WIB. Akibat insiden itu tujuh penumpang Innova tewas. Beruntung tak ada korban tewas dari bus Setia Negara.
Dari keterangan Polda Jabar, kecelakaan terjadi ketika mobil Innova datang dari Cirebon menuju Cikopo dan menabrak guardrail serta menyeberang parit median jalan.
Innova kemudian memasuki jalur berlawanan dan beradu dengan bus Setia Negara yang dari arah Jakarta. Pengemudi Innova kehilangan kendali.
Corporate Affairs PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Wisnu Dewanto memeringatkan pengendara agar tak memacu kendaraannya secara kencang di Tol Cipali. Ia meminta pengendara hanya boleh memacu kendaraan maksimal 100 kilometer per jam meski jalan tol lengang.
“Biasanya kecelakaan terjadi saat pengendara memacu kendaraannya di atas 100 kilometer. Bahkan ada yang melaju di atas 130 kilometer per jam. Pengendara biasanya terlena jalanan kosong sehingga langsung ngebut,”katanya.
Apalagi sebelum Lebaran, Tol Cipali belum mengoperasionalkan rest area secara penuh. Tercatat, dari delapan rest area yang dibangun hanya empat rest area yang siap. Namun saat arus mudik Lebaran lalu, semua rest area telah beroperasi penuh.
“Mungkin pengendara ingin lekas sampai di kampung halaman. Melihat jalanan kosong, mereka langsung ngebut. Sangat mudah menginjak gas tapi sangat susah menginjak rem saat akan terjadi kecelakaan,”katanya.
Berikut pemaparan Wisnu Dewanto tentang Tol Cipali bisa dilihat di sini.