Mohon tunggu...
Didi Eko Ristanto
Didi Eko Ristanto Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Allah

Penulis Buku Self Healing Ala Rasulullah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mendudukkan Hati di Hadapan Allah

3 Februari 2023   14:33 Diperbarui: 3 Februari 2023   14:34 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENDUDUKKAN HATI DI HADAPAN ALLAH
Oleh : Didi Eko Ristanto

Di antara yang tersulit dalam hidup ini adalah mendudukkan hati kita untuk selalu menghadap Allah subhanahu wa ta'ala. Saat sendirian, saat keramaian, saat sehat, saat sakit, saat berkecukupan, saat kekurangan, saat digempur dengan berbagai macam godaan. Maka di antara yang sangat sulit dilakukan adalah tetap Istiqomah mendudukkan hati kita untuk selalu menghadap Allah subhanahu wa ta'ala.

Jangankan saat kita berada dalam kesibukan pekerjaan dan juga bercengkrama dengan keluarga, bahkan di dalam shalat pun kita kesulitan untuk mendudukkan hati kita agar selalu menghadap Allah subhanahu wa ta'ala. Mudah sekali kita berpaling, mudah sekali kita terkecoh, mudah sekali kita tertipu dan mudah sekali kita melenceng serta berpaling dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Berharap luasnya maaf Allah dan berharap luasnya ampunan Allah. Karena Dia Maha Pengampun dan Maha Pemaaf. Walaupun juga Maha keras siksaNya, maha detail keadilanNya mahal teliti dalam menghisab dan membalas hamba-hambaNya

Berat dan sungguh berat terlebih lagi di zaman sekarang ini di mana terlalu banyak alasan bagi kita untuk tergoda dan terkecoh. Semua alasan itu benar karena alasan apapun yang menggagalkan kita pasti benar. Tetapi bagi orang yang hatinya lurus menghadap Allah, orang yang tujuannya benar ikhlas karena Allah, orang yang telah jauh-jauh hari menancapkan terminal akhir hidupnya adalah hanya untuk Allah, maka dia tidak punya alasan untuk tidak selalu menghadap Allah. Dia tidak menemukan alasan untuk gagal ikhlas kepada Allah dan dia tidak mau menerima alasan apapun yang menghalangi dirinya untuk memperoleh ridha Allah.

Dia tidak mau menjadikan kebobrokan zaman ini sebagai alasan, karena setiap zaman pasti ada kebobrokan. Dari zaman Nabi Adam sampai hari ini pasti ada setan-setan yang menebarkan racun-racunnya dan juga perangkapnya untuk menjerat kita agar tidak Istiqomah di jalan Allah, di jalan yang lurus.

Meskipun berat untuk mendudukkan hati kita menghadap Allah tetapi kita harus selalu bangun kembali ketika terjatuh, bangun kembali ketika terhalang, dan bangun kembali ketika kita tenggelam. Tidak ada waktu untuk berlama-lama tenggelam dan tidak ada waktu untuk berlama-lama mengeluhi kekalahan.

Memang telah menjadi sifatnya setan dan hawa nafsu untuk menghalangi manusia menuju Allah . Tetapi manusia punya hak untuk berhasil mencapai ridho Allah dan surgaNya.

Kesabaran dilipatgandakan di zaman akhir ini. Kita tidak hanya kesulitan ekonomi, tetapi juga kesulitan mencari teladan, kesulitan mencari guru panutan dan kesulitan mendapatkan lingkungan yang mendukung kita menuju ridho Allah.

Maka kesabaran perlu dilipatgandakan. Sabar Yang sebentar bukan sabar yang selamanya. Tetapi menghasilkan kenikmatan dan kebahagiaan yang selama-lamanya di surga, menatap Allah, diridhai Allah dan berkumpul dengan orang-orang sholeh dalam keadaan Allah ridha dan kita ridha.

Perjalanan masih sangat panjang sementara halangan dan rintangan tiada henti-hentinya menghalang. Perjalanan masih panjang sementara perbekalan masih sangat kurang. Perjalanan masih panjang sementara kawan-kawan perjalanan hilang satu persatu atau bahkan kita tidak berkawan selain dengan kesunyian dan kesepian. Jangan kecil hati dan jangan bersedih.  

Sendirian dalam kebenaran tidak masalah, daripada keramaian dalam kesehatan. Allah lah sebaik-baik teman perjalanan dan ingatan pada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam menjadi pelipur lara, bahwasannya tiada manusia yang lebih banyak penderitaan dan cobaannya daripada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.

Meski sulit untuk mendudukkan hati kita di hadapan Allah subhanahu wa ta'ala, meski sulit untuk meletakkan wajah hati kita untuk selalu memandang Allah subhanahu wa ta'ala, tetapi bila tulus dan benar niat kita, Allah pasti akan meraih kita, Allah pasti akan mengangkat kita, Allah pasti akan menggandeng kita pada tujuan. Allah lah penolong kita, tidak ada penolong selain Dia dan dialah sebaik-baik penolong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun