Dengan cara bertudung memakai perangkat upacara di atas kepala saat ia jeda tak menjalankan tugas, tetap berada dan bertahan di lapangan.
Seperti ini pemandangan guru-guru yang sedang berlatih sebagai petugas upacara bendera. Tetapi, ini wujud semangat guru dalam proses berlatih.
Sekalipun seluruh aktivitas latihan yang dilakukan belum dapat diteladani. Namun saja wajar sebab hanya sekali dalam satu tahun bertugas. Latihan saja baru tiga kali untuk upacara bendera dalam HUT PGRI dan HGN tahun ini.
Berbeda dengan (kalau) siswa yang bertugas. Pasti bagus. Sebab, mereka menjadi petugas upacara bendera acapkali. Jadi, berlatihnya kontinu sekalipun berkala.
Seperti di sekolah tempat saya mengajar, misalnya, ada enam tim siswa petugas upacara bendera. Mereka menjalankan tugas gilir berganti.
Sehingga, setiap tim dalam satu tahun dapat bertugas beberapa kali. Dengan begitu, seperti sudah disebut di atas, berlatihnya kontinu secara berkala.
Cara berlatih yang seperti ini yang menjadikan siswa lebih siap menjadi petugas upacara bendera ketimbang guru.
Tetapi, karena sudah menjadi kebiasaan di sekolah tempat saya mengabdi bahwa saat HUT PGRI dan HGN, guru yang bertugas, hingga kini hal ini terus dipertahankan. Selalu guru yang bertugas.
Dan sebaliknya, selalu siswa yang dilibatkan saat melatih guru dalam menyiapkan diri menjadi petugas upacara bendera. Beberapa siswa yang mengikuti ekstrakurikuler TUB dan PBB yang umumnya dilibatkan dalam melatih.
Sebab, rerata mereka, terutama mereka yang sudah lama mengikuti ekstrakurikuler termaksud, sudah menguasai TUB dan PBB. Memang tak semua siswa yang mengikuti ekstrakurikuler terlibat melatih. Hanya siswa tertentu yang dipandang memiliki kapasitas untuk melatih.