Sebab, dalam berlatih ini yang menjadi gurunya adalah siswa. Siswa yang memiliki kapasitas melatih dalam bidang tata upacara bendera (TUB) dan peraturan baris-berbaris (PBB).
Beberapa siswa ini memang barusan mengikuti lomba TUB dan PBB. Dan, dalam dua cabang ini mereka meraih juara. PBB Juara 1 dan TUB Juara 2 tingkat kabupaten.
Itu sebabnya, mereka membantu guru-guru yang berlatih menjadi petugas upacara bendera. Mereka tak merasa takut. Mereka dapat memerankan guru seperti yang dilakukan oleh guru-guru saat mengajar mereka.
Misalnya, mengingatkan kesalahan langkah yang dilakukan oleh guru dalam berlatih sebagai pengibar bendera Sang Saka Merah Putih. Beberapa siswa yang ambil peran ini percaya diri mengingatkan guru yang mengalami kesalahan. Â Sekalipun kesannya kurang sesuai adab.
Tetapi, mereka memang diberi kesempatan untuk melatih. Dan, tak dibolehkan malu-malu menegur dan mengingatkan saat ada guru yang memerankan bagiannya mengalami kesalahan.
Guru-guru yang diingatkan juga menerima saja dan mengikuti arahan siswa. Sebab, guru-guru menyadari bahwa siswa lebih mampu mengarahkan, mengingatkan, dan memberi contoh.
Beberapa siswa piawai dalam bidang ini. Misalnya, terlihat saat ada siswa yang memberikan contoh kepada guru yang bertugas menjadi pengibar bendera. Ia melakukan secara maksimal. Cara melangkah, cara berhenti, dan cara memberi aba-aba terlihat sempurna.
Dan, justru, lucunya, karena contohnya sempurna, guru yang menjadi petugas upacara bendera tak memiliki energi dan kemampuan untuk menirunya. Guru-guru melakukannya sesuai dengan energi dan kemampuan masing-masing.
Sekalipun begitu, para siswa yang melatih dengan sabar memberi petunjuk. Mereka tampak menyadari bahwa memang seperti ini kemampuan guru dalam melaksanakan perannya masing-masing.
Di bawah matahari yang semakin menyorotkan sinar panasnya, para guru masih terlihat semangat. Meski ada yang tampak kurang kuat menerima sengatan matahari.