Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Sayur Belum Mewarnai Program Sarapan Bersama bagi Siswa di Sekolah

27 September 2024   17:02 Diperbarui: 27 September 2024   17:04 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1, Sarapan bersama bagi siswa SMP 1 Jati, Kudus, Jawa Tengah, dilakukan di halaman sekolah beberapa waktu yang lalu. (Dokumentasi pribadi)

Saya meyakini, misalnya, keseluruhan siswa di sekolah yang menunya ada tersaji sayur dihitung, persentasenya tak banyak berubah. Dapat saja turun atau naik, tapi tak signifikan.

Gambaran jumlah siswa di sekolah lain pada program sarapan bersama yang dalam menunya ada sayur, boleh jadi tak jauh berbeda. Pasti persentase siswa yang memiliki menu ada sayurnya lebih sedikit daripada siswa yang memiliki menu nirsayur.

Oleh karena itu, realitas ini sudah semestinya menjadi perhatian bersama. Tapi, keluarga (tetap) menjadi agen pertama yang sangat mungkin dapat membentuk sikap anak cinta sayur.

Sayur bening, sayur asem, oseng-oseng, pecel, sayur urap, dan sejenisnya dapat dibudayakan dari rumah. Teladan orangtua dalam keluarga yang pada setiap harinya menyajikan sayur di meja makan untuk keluarga sebagai cara yang efektif membangun sikap anak cinta sayur.

Memang tak mudah membangun sikap anak zaman sekarang cinta sayur. Sebab, anak pada zaman sekarang umumnya lebih mengenal makanan kekinian. Yang, begitu mudah ditemukan di banyak tempat dalam wujud yang beragam, sehingga mereka memiliki banyak pilihan.

Sementara itu, tak banyak warung atau rumah makan yang menyediakan beragam sayur. Dalam satu deretan tempat makan yang berada di pinggir jalan, misalnya, belum tentu ada warung yang menyediakan sayur.

Umumnya warung makan yang menyediakan sayur, entah satu jenis atau banyak jenis sayur, berada di satu tempat. Coba Anda lihat, siapa yang menjadi konsumen? Pasti orang-orang dewasa bukan? Sangat jarang yang masih anak-anak.

Maka, sangat disayangkan sayur yang banyak tersedia yang mudah didapat dan relatif terjangkau harganya juga memiliki kandungan gizi yang tak boleh diabaikan, belum dapat mewarnai sarapan bersama bagi siswa di sekolah.

Kesadaran orangtua tentang hal ini perlu ditumbuhkan. Sehingga, program sarapan bersama bagi siswa di sekolah tak hanya mengondisikan anak menyantap sayur, tapi juga semakin mendekatkan anak terhadap alam lingkungannya yang kaya sayur. Agar, lambat laun anak cinta sayur dan cinta alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun