Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Cerita tentang Siswa yang (Pernah) Menjadi Anak Punk

5 Agustus 2024   12:26 Diperbarui: 6 Agustus 2024   19:34 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, puji Tuhan! Entah faktor apa, yang hingga kini tak saya ketahui, anak termaksud dua hari kemudian masuk sekolah. Dan, lebih tak saya sangka, ia tampak akrab dengan salah satu siswa kami yang mantan anak punk. Yang, sama-sama Kelas VII.

Memang beberapa hari sebelumnya, saya berbincang-bincang dengan siswa kami yang mantan anak punk ini. Ia bercerita aktivitasnya ketika masih bergabung anak punk.

Ia pernah sampai ke Yogyakarta, Jepara, Demak, Semarang, Pati, Purwodadi, dan Rembang. Untuk memenuhi makan, demikian ia mengatakan, mengamen di jalan. Atau, jika terpaksa, ia dan teman-temannya meminta-minta.

Dikatakannya pula, ia dapat terlepas dari komunitas anak punk (waktu itu ia masih SD) karena ketika dikontak ayahnya dijanjikan diberi uang, ia pulang. Dan, ia bilang, seperti yang sudah disebutkan di atas, saat pulang, ia malah ketagihan berada di rumah hingga sekarang.

Orangtua yang menjanjikan memberi uang sudah menunjukkan bahwa ia berupaya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak. Ini upaya yang terlihat sangat sederhana. Tapi, kenyataan menunjukkan bahwa anak akhirnya pulang dan merasa ketagihan berada di rumah.

Ilustrasi: Anak punk, diambil dari www.beritamagelang.id
Ilustrasi: Anak punk, diambil dari www.beritamagelang.id

Saat berbincang-bincang, saya memang sempat menyampaikan kepadanya bahwa temannya yang kabur dari rumah supaya ia mau membantu mencarinya. Saya menyatakan bahwa kalau dirinya dapat ketagihan di rumah, pasti anak yang kabur, temannya ini, dapat juga ketagihan di rumah.

[Ini yang saya katakan: kamu pasti dapat menjadi bagian darinya. Saya yakin, kamu pasti bisa cepat menemukannya. Ajaklah ia pulang, sepertimu. Kalau kamu bisa, ia pun pasti bisa. Betah bersama keluarga dan menjadi ketagihan di rumah.]

Dan, saya merasa bahagia ketika melihat mereka berdua begitu akrab. Mereka kebetulan berada dalam satu kelas. Dan, ternyata pula, mereka dalam satu kampung. Yang, tempat tinggalnya juga sangat dekat dengan lokasi sekolah.

Saya belum mengerti persis si anak pulang ke rumah dan kembali sekolah karena ajakan siswa kami yang mantan anak punk atau tidak. Yang, pasti, mereka terlihat akrab.

Dan, jika memang siswa kami yang mantan anak punk yang mengajaknya pulang dan kembali sekolah, satu keberhasilan sudah diraihnya. Ini sebuah prestasi yang layak diapresiasi. Mantan anak punk berhasil mengajak kembali pulang dan sekolah temannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun