Hanya, bukan berdasarkan pengelompokan ini yang kemudian guru membantu menyelesaikan persoalan. Bukan. Tapi, ini sekadar cara untuk melihat kondisi problem yang dialami oleh siswa.
Sebab, semua siswa yang sedang mengalami problem harus dipandang sama dan sederajat oleh sekolah. Sekolah memiliki tanggung jawab yang sama terhadap semua siswa yang bermasalah untuk membantunya keluar dari belitan persoalannya.
Sekolah mengundang orangtua/wali siswa adalah dalam rangka untuk membangun persepsi yang sama dalam membantu siswa agar dapat belajar optimal, tak dalam rangka membuka aib siswa, orangtua/wali siswa, atau keluarga.
Justru persepsi ini yang perlu dibangun dulu oleh sekolah bersama orangtua. Bahwa siswa yang bermasalah pasti ada akar masalahnya. Sehingga, tanggung jawab sekolah dan orangtua/wali siswa (keluarga) dapat disinergikan demi keoptimalan siswa belajar.
Pertemuan sekolah dengan orangtua/wali siswa, dengan demikian, bersifat saling berbagi pengalaman selama membersamai siswa atau anak menunaikan pendidikannya.
Tapi, sekolah tetap memiliki peran besar dalam membangun persepsi yang sama terhadap siswa atau anak yang sedang menghadapi  masalah.
Yang, kemudian perlu dilakukan oleh  sekolah adalah mengajak orangtua/wali siswa berefleksi mengenai perannya  dalam membersamai anak. Selama ini mereka sudah maksimal membersamai anaknya dalam mengenyam belajar atau belum.
Refleksi ini penting bagi orangtua/wali siswa. Sebab, bukan mustahil orangtua/wali siswa memang belum atau bahkan tak pernah  melakukannya karena ketidaktahuan mereka. Atau, bahkan, mereka tak mengetahui jika anaknya sedang bermasalah.
Sekolah memang wajib memfasilitasi, mengajak, dan membersamai mereka melakukannya. Sampai orangtua/wali siswa menemukan sendiri persoalan yang dihadapi anaknya, yang sangat mungkin tak lepas dari keberadaannya sebagai orangtua/wali siswa.
Lalu, bersama sekolah diajak mengambil komitmen membersamai proses pendidikan anak. Bersama menciptakan rasa nyaman, aman, bahagia bagi anak untuk belajar.
Dengan begitu, sekolah tak dikesankan menyalahkan orangtua/wali siswa yang memiliki  anak bermasalah. Sekalipun bisa dipastikan awal mula masalah (anak) dari ada masalah dalam keluarga.