Sekalipun dalam hitungan tiga hari mustahil dapat mengenal semuanya. Tapi, sekurang-kurangnya, terhadap teman yang ada dalam satu kelas sudah mengenal, juga mengenal lingkungan kelasnya. Nah, yang demikian ini sudah dapat dikatakan luar biasa.
Perihal tata tertib sekolah, tata krama, budaya akademik, dan yang sejenisnya, yang, sekalipun semuanya penting bagi siswa baru, rasanya kurang berdampak jika disampaikan dalam MPLS sebagai sebuah materi yang bersifat teori. Pasti akan menjenuhkan bagi mereka.
Jadi, waktu tiga hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru, MPLS perlu dijadikan momen yang dapat membangun kesan positif bagi mereka. MPLS jangan sampai membangun kesan menakutkan bagi siswa baru.
MPLS justru momen untuk membangun karakter siswa baru. Sehingga, yang umumnya oleh sebagian orang ketika memasuki tempat baru ada rasa takut, MPLS menjadi tempat yang memunculkan rasa keberanian siswa baru dalam mengaktualisasikan diri.
Artinya, MPLS menjadi ruang bagi siswa baru menemukan dirinya sendiri. Sebab, diakui atau tidak, setiap siswa (baru) memiliki keunggulannya masing-masing, meskipun juga memiliki kelemahan.
MPLS harus dapat meminimalisasi kelemahan siswa baru. Sebaliknya, menumbuhkan keunggulan atau kelebihan siswa baru. Dengan demikian, MPLS akan selalu dirindukan oleh setiap siswa baru, bahkan orangtua, pada tahun-tahun berikutnya.
Intinya adalah MPLS sedapat mungkin dijadikan sebagai wahana pesta kebahagiaan bagi siswa baru. Sebab, mereka memang patut berpesta karena diterima di sekolah yang diinginkan. Selamat ber-MPLS; selamat memasuki wahana pesta kebahagiaan bersama siswa baru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H