Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Idul Adha dalam Relasi dengan Sahabat

18 Juni 2024   11:21 Diperbarui: 18 Juni 2024   11:26 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Daging kurban. (Dokumentasi pribadi)

Berbeda agama tak menghalangi relasi persahabatan. Kami, maksudnya keluarga kami, sudah sejak lama membangun persahabatan dengan rekan yang berbeda agama. Rekan kami beragama Islam, kami beragama Kristen.

Saat Idul Adha, yang dalam keyakinan kami tak ada, tapi kami masih dapat merasakan yang dirasakan oleh rekan kami ini. Sebab, tetiba kami mendapat kiriman daging, yaitu daging kurban.

Digantungkan di handel pintu. Ini cara yang sudah biasa dilakukan karena rekan kami tak mau mengganggu kondisi kami, yang selalu dipikirnya kami istirahat atau tidur. Dan, membangunkan berarti mengganggu.

Tapi, gawai menjadi media komunikasi yang canggih. Sekalipun tak bertemu langsung, komunikasi melalui gawai ini menjadikan kami mengetahui bahwa daging yang digantungkan di handel pintu berasal dari dirinya.

Perihal yang kami alami ini bukan mustahil juga dialami oleh orang lain. Mungkin di antaranya, termasuk Anda (sendiri). Baik dalam momen Idul Adha seperti yang hingga kini masih dirasakan maupun dalam momen yang berbeda. Begitu bukan?


Yang pasti, sahabat atau rekan umumnya selalu memaknai sungguh berarti momen yang khusus. Idul Adha merupakan momen yang khusus bagi sahabat-sahabat muslim, seperti sahabat kami ini.

Momen yang khusus ini, olehnya, ternyata dimaknai lebih terbuka alias inklusif. Daging kurban yang menjadi haknya dan pihak yang membutuhkan dapat juga menjadi --jika boleh saya bilang-- hak sahabatnya, yaitu kami.

Betapa kami tak merasa bersukacita kalau kesukacitaan sahabat kami dibagikan juga kepada kami. Menerima daging kurban sangat menyenangkan alias menyukacitakan.

Tapi, yang lebih daripada itu, sebetulnya adalah betapa rekan kami memaknai hari khusus ini sangat berarti karena semakin mempererat simpul persahabatan.

Hal ini dilakukannya untuk kami setiap Idul Adha. Sejak kami menjalin persahabatan dengannya, entah tepatnya kapan saya sudah lupa, selalu melakukan seperti yang ia lakukan pada Idul Adha kali ini. Ia mengirim daging kurban untuk kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun