Saat mengawasi siswa asesmen di salah satu ruang, teman guru yang bertugas mengawasi bersama saya mengatakan bahwa waktu untuk mengerjakan soal masih lama, tapi sudah ada siswa yang tidur. Ia mengatakan seperti ini karena ia melihat ada beberapa siswa yang merebahkan kepalanya di meja.
Saya juga mengetahui bahwa siswa termaksud tidur. Saya justru mengetahui lebih dulu ketimbang teman guru yang bersama saya menjadi pengawas asesmen. Sebab, beberapa saat ia meninggalkan ruang karena ada keperluan. Sekalipun mengetahui lebih dulu, saya tak menyuarakan seperti yang dikatakannya.
Saya justru memiliki kebiasaan menyuarakan kepada semua siswa yang berada di ruang asesmen berbeda dengan yang dikatakannya. Sebab, saya menyuarakan bahwa siswa yang sudah menyelesaikan soal boleh tidur.
Sederhana logika saya. Jika kuota waktu masih ada dan pekerjaan sudah selesai sangat disayangkan waktu tersebut disia-siakan. Harus dimanfaatkan. Tidur lebih baik karena bermanfaat untuk melepas lelah, yang sekaligus untuk mengumpulkan energi baru.
Selain itu, saat tidur, juga tak mengundang perilaku buruk. Misalnya, berbicara dengan teman. Atau, memberi tahu jawaban kepada teman sebab sangat mungkin ada teman yang bertanya karena soal yang dikerjakan belum selesai.
Atau beraktivitas lainnya, yang boleh jadi justru  mengganggu siswa lain yang belum selesai mengerjakan soal. Sehingga, tidur, dengan merebahkan kepala di meja, sebagai pilihan yang tepat dilakukan siswa saat sudah selesai mengerjakan soal sementara waktu masih tersisa.
Kadang ada juga siswa yang sudah selesai mengerjakan soal, tak mau tidur. Tapi, ia melakukan aktivitas positif, yang tak mengganggu siswa lain. Misalnya, menggambar di kertas sisa oret-oretan. Ini bisa dilakukan. Sebab, ada memang siswa yang memiliki hobi ini.
Tentang siswa yang memiliki hobi seperti ini atau yang sejenisnya membutuhkan kepekaan guru. Sehingga, ketika siswa mengekspresikan  hobinya di sisa-sisa waktu asesmen dan tak mengganggu siswa lain, guru dapat bersikap positif. Yaitu, membiarkan siswa ini mengekspresikannya.
Sebab, memang ada siswa yang lebih suka mengekspresikan hobinya daripada tidur. Tapi, saya selalu menawarkan kepada siswa untuk tidur jika memang pekerjaan sudah selesai, sementara ada sisa waktu.
Teman saya memandang agak berbeda. Sebab, sudut pandang yang digunakan adalah perihal nilai. Maksudnya, berdasarkan pengalamannya yang sudah-sudah, nilai beberapa siswa rendah karena saat mereka mengerjakan soal asesmen sangat cepat, yang menyisakan waktu relatif panjang.