Saya menyatakan demikian karena ketika saya menanyakan kepada beberapa rekan guru yang menjadi Guru Penggerak, sejak ia menjadi Guru Penggerak hingga kini belum pernah ada semacam kontrol dari pemerintah.
Artinya, begitu mereka lulus dari CGP dan menerima predikat Guru Penggerak serta mempraktikkan pengalaman pelatihannya, selama itu juga, mereka seolah lepas dari jangkauan pemerintah.
Untung kalau mereka dapat menjadi inspirator dan motivator bagi rekan guru di sekolah tempatnya bekerja. Kalau sebaliknya, kembali seperti kondisi lama, sebelum menerima predikat Guru Penggerak, tentu saja sia-sia bukan?
Tentu tak menampik ada Guru Penggerak yang dapat menjadi inspirator dan motivator bagi guru yang lain, baik guru di sekolah tempatnya mengajar maupun di sekolah lain.
Tapi, tak menampik juga ada Guru Penggerak yang tak dapat menjadi inspirator dan motivator bagi guru yang lain, sekalipun, hanya bagi guru di sekolah tempatnya mengajar.
Ini bagian yang seharusnya mendapat perhatian serius pemerintah. Agar, mereka tetap dapat membawakan peran semestinya sebagai Guru Penggerak, seperti yang sudah disebutkan di atas, sekurang-kurangnya di sekolah tempat mereka mengajar.
Yang menjadi kekhawatiran adalah pemerintah tak (mau) melihat adanya fakta yang demikian. Pemerintah mempersepsi bahwa seolah semua baik-baik saja.
Padahal, diakui atau tidak, dalam proses apa pun, termasuk Guru Penggerak yang berproses melalui Program Guru Penggerak (PGP), dapat dipastikan ada yang berhasil, ada yang kurang, atau bahkan tak berhasil. Hal ini sebuah keniscayaan.
Proses yang tak hanya menghabiskan dana yang banyak dan waktu yang lama, tapi juga tenaga, pikiran, dan perasaan, sekali lagi, harus memperoleh perhatian serius dari pemerintah yang sudah menginisiasinya.
Perhatian pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk, misalnya, asesmen terhadap Guru Penggerak. Asesmen ini sangat diperlukan. Sebab, difungsikan sebagai upaya menjaga pengalaman pelatihannya dan memberikan perhatian khusus agar pengalaman pelatihannya dapat berkembang dan berkelanjutan.