Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... Guru - guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orangtua yang Memenangkan Anaknya

28 Januari 2024   23:55 Diperbarui: 29 Januari 2024   00:06 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua yang mendampingi anaknya belajar, diambil dari kompas.com

Dapat saja (sebetulnya) ia menolak mengantarkan buku tersebut. Sebab, dengan sikap ini, ia (akan) dapat menghemat waktu, tenaga, dan bahkan dapat terhindar dari  pertanyaan dan rasa malu karena pasti bertemu dengan guru atau karyawan sekolah.

Sangat mungkin ketika bertemu guru atau karyawan sekolah, ia ditanya mengenai keperluannya. Misalnya, tentang buku anaknya yang ketinggalan, alasan buku ketinggalan, kalau malam si anak  belajar atau tidak, dan keperluan untuk sekolah sudah disiapkan si anak sejak malam atau tidak.

Jawaban yang diberikan dapat saja membuat dirinya (harus) menanggung malu karena kecerobohan anak, ketidaksiapan anak, atau kekurangdisiplinan anak, misalnya.

Tapi, ternyata, ia lebih memilih menghadapi risiko itu. Ia lebih mengutamakan kepentingan anaknya daripada kepentingannya sendiri. Dari tak membawa buku, akhirnya  anaknya menjadi membawa buku. Yang, tentu saja buku tersebut sangat dibutuhkan anaknya untuk menunjang proses pembelajaran.

Tindakan orangtua salah satu siswa saya tersebut, diakui atau tidak, memiliki makna yang (sangat) besar bagi anaknya. Ia tak hanya memberi rasa bahagia, nyaman, aman, dan sejahtera bagi anak. Tapi, juga memberi  ruang tumbuh bagi kompetensi anak.

Pada titik ini sebetulnya orangtua memenangkan anaknya. Sebab, sekalipun tindakan orangtua tersebut seolah sederhana, tapi memiliki efek yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anaknya, baik secara psikologis, akademis, maupun sosiologis.

Karena, anak yang menghadapi problem telah mendapatkan tindakan yang tepat dari orangtua. Intinya, orangtua mengorbankan diri demi anak. Yaitu, ia harus melawan rasa tak nyaman, melawan egoisme (diri), melawan ketakutan, melawan kelelahan, dan melawan hal-hal lain yang sejenis.

Saya tak mengerti persis latar belakang pendidikan orangtua tersebut. Lulus sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), atau perguruan tinggi (PT), saya tak mengetahuinya.

Tapi, tindakan yang diberikan bagi anaknya merupakan praktik edukasi yang memang seharusnya dilakukan oleh setiap orangtua yang anaknya sedang mengalami problem. Problem apa pun. Baik problem fisik, psikologis, akademis, maupun sosiologis.

Bahkan, terhadap anak yang tak mengalami problem saja, orangtua perlu menyediakan ruang diskusi bersama untuk meraih kemenangan yang optimal. Ingat, kemenangan anak adalah kemenangan orangtua juga.

Saya harus jujur, ini adalah autokritik. Tapi, sangat mungkin juga menjadi kritik bagi setiap orangtua, yang oleh Sang Khalik dititipi anak yang harus diberi ruang untuk meraih kemenangan. Jangan justru sebaliknya, menyediakan ruang kekalahan bagi anak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun